Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu (12/3) menganugerahkan gelar anumerta Pahlawan Ukraina kepada seorang prajurit yang berseru “Slava Ukraini” atau “Jayalah Ukraina” sebelum serdadu itu ditembak mati.
Video tewasnya tentara tersebut kemudian tersebar luas di media sosial.
Sebelumnya, angkatan bersenjata Ukraina melalui akun resminya di media sosial Telegram, mengonfirmasi identitas serdadu tersebut sebagai Oleksandr Matsievskiy, penembak runduk dari sebuah unit militer di Chernihiv di Ukraina utara.
“Hari ini, saya anugerahkan gelar Pahlawan Ukraina kepada prajurit Oleksandr Matsievskiy,” sebagaimana yang disampaikan Zelenskyy dalam pidatonya.
“Seorang pria yang akan dikenal semua rakyat Ukraina.
Seorang pria yang akan dikenang selamanya untuk keberaniannya, untuk keyakinannya kepada Ukraina, dan untuk Jayalah Ukraina-nya,” lanjut Zelenskyy.
Dalam video yang tersebar luas itu, seorang tentara tanpa senjata yang mengenakan seragam berlencana bendera Ukraina direkam dari dekat sedang merokok sambil berdiri di sebuah hutan.
Tentara tersebut kemudian berseru “Slava Ukraini” sebelum ditembaki sampai mati.
Setelah tentara tersebut ditembak, seseorang yang tidak muncul pada video itu terdengar berkata dalam bahasa Rusia, “Matilah, jalang.” Sementara itu, sebuah surat kabar Jerman, Bild, menyatakan bahwa seorang pewartanya telah mewawancarai ibunda Matsievskiy, Paraska, yang memuji keberanian anaknya menjelang maut.
“Dia berdiri di sana tanpa senjata, tapi amat bangga menjadi seorang Ukraina.
Ia memang selalu sangat berani seperti itu.
Kala itu, satu-satunya senjata yang ia bisa gunakan untuk membela diri adalah dengan berseru Slava Ukraini!” menurut laporan Bild, mengutip perkataan Paraska.
Seruan “Slava Ukraini” sudah muncul sejak lebih dari seabad lalu, dan kembali digunakan secara luas setelah Ukraina merdeka dari Uni Soviet.
Seruan tersebut kerap kali digunakan sebagai salam ketika perang, yang kerap dibalas dengan seruan “Heroyam Slava” (“Jayalah para pahlawan”).