Harga emas melonjak hampir 2% pada perdagangan di hari Jumat (10/03/2023), didorong oleh penurunan imbal hasil Treasury AS dan pasar keuangan yang lebih luas karena kekhawatiran atas kejatuhan di sektor perbankan menutupi laporan pekerjaan AS yang kuat dan mendorong arus safe-haven menuju bullion. Harga emas di pasar spot naik 1,8% ke $1.863,46 per ons pada pukul 21:26. WIB, tertinggi sejak 14 Februari. Sementara dalam perdagangan di bursa berjangka AS, harga emas juga naik 1,8% menjadi $1.867,20 per ons.
Inti dari kenaikan harga emas di akhir pekan adalah masalah SVB, pemberi pinjaman teknologi AS yang bergejolak dan membuat sahm sektor perbankan global terpukul. Kekhawatiran pasar akan krisis perbankan secara luas telah menopang minat beli pada emas batangan yang sering dilihat sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa yang tidak pasti.
Disisi lain, penurunan yield obligasi AS juga menjadi sentimen kuat kenaikan harga emas. Emas, yang tidak menghasilkan bunga, diuntungkan karena imbal hasil Treasury turun di tengah gejolak pasar keuangan dan setelah data pekerjaan AS menunjukkan pendapatan per jam naik kurang dari yang diharapkan bulan lalu. Itu memberi harapan bahwa Fed bisa kurang agresif dalam jalur kenaikan suku bunga, meski penciptaan lapangan kerja kuat.
Seperti yang dilihat bersama, komponen upah dari laporan pekerjaan AS lebih jinak dari yang diharapkan, yang tampaknya telah mengurangi kenaikan gaji non-pertanian yang lebih tinggi dari perkiraan. Ada risk aversion yang tajam di pasar untuk mengakhiri minggu perdagangan, dan itu kemungkinan mendorong beberapa permintaan safe-haven untuk emas. Alhasil, kini harga emas bersiap menuju kenaikan mingguan kedua berturut-turut.