Yen Sedang Menekan Greenback

0
134

JAVAFX – Yen sedang menekan greenback pada perdagangan pasar uang Asia Pasifik hingga jelang siang hari ini, di mana kondisi ini dipengaruhi oleh aksi investor yang sedang menantikan beberapa kejadian penting di AS sehingga masih sedikit menghindar dari aset berlatar belakang dolar AS.

Sejauh ini USDJPY untuk sementara berada di level 109,33 dimana yen bergerak menguat tipis untuk sementara ini. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7555 dimana dolar Australia menguat sementara ini terhadap dolar AS. Untuk yuan, atau USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,3299 dimana yuan sementara menguat terhadap dolar AS.

Akhir pekan kemarin, pergerakan yen menjadi titik balik baginya untuk bertahan dari gempuran atau tekanan greenback, di mana pada perdagangan awal pekan ini terjadi buyback yen sebagai bentuk investor yang sedang melakukan aksi ambil untungnya di dolar AS pada saat yield obligasi AS menurun dan pasar ekuitas Asia yang membaik.

Membaiknya pasar ekuitas Asia ini didukung oleh situasi di Korea Utara di mana Presiden Kim memerintahkan untuk membongkar fasilitas uji coba senjata nuklirnya sebagai isyarat bahwa Korea Utara sangat konsisten untuk melakukan denuklirisasinya sebagai syaray utama dari AS agar Korea Utara lepas dari sanksi ekonomi AS. Jadwal pertemuan Presiden Kim dengan Presiden Trump pada 12 Juni nanti di Singapura kemungkinan besar akan membawa kesuksesan dan bisa mengendorkan ketegangan di Semenanjung Korea.

Harusnya yen menguat tajam, namun investor masih kecewa dengan kebijakan Bank of Japan. Dalam keputusan yang terakhir, bank sentral Jepang, BoJ, tidak akan segera melakukan normalisasi kebijakan moneternya mengikuti pergerakan kebijakan moneter the Fed yang terus menormalisasi kebijakan moneternya dengan cara menaikkan suku bunganya. BoJ masih memberikan paket bantuan ekonominya serta tetap akan mempertahankan suku bunganya di level yang rendah dalam waktu yang belum bisa ditentukan.

Namun target BoJ sendiri berdasar Abenomics, memang masih cukup sulit mengejar target inflasi 2%, sehingga momentum penguatan yen sendiri menunggu situasi seperti kondisi ketegangan perang dagang AS dengan China ataupun dengan keputusan seperti yang dilakukan Trump yang beberapa bulan lalu ingin agar dolar melemah.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: Reuters