JAVAFX – Yen sedang melemah jelang data penjualan eceran AS nanti malam dan kembali gagal menembus level psikologis ¥108 perdolar AS pada perdagangan hingga siang ini dimana faktor saling mengancam antara Donald Trump dengan Kim Jong-un sudah mulai mereda.
Di minggu lalu, ancaman dari Trump mengawali pertikaiannya dengan Korea Utara agar jangan melakukan uji coba nuklir kembali dan ini tidak diindahkan oleh pihak Pyongyang sehingga hal ini beberapa hari itu membuat Trump memberikan nada keras bahwa dia akan menyerang Korea Utara sehingga dunia pasar uang mengalami gejolaknya.
Namun Korea Utara sendiri memberikan serangan ucapan balasan dengan pernyataan bahwa Kim Jong-un akan menyerang pangkalan militer AS di Guam, Samudera Pasifik dalam waktu dekat dengan mengirim pesawat-pesawat tempur dan peluncuran rudal jarak jauh Korea Utara.
Nampaknya strategi serangan sedang digodok secara matang oleh Kim hari ini dan tinggal menunggu perintah serangan saja.
Tentu situasi geopolitik di kawasan tersebut tidak menguntungkan bagi dolar AS sejauh ini sehingga timbul wacana safe haven khususnya terhadap yen.
Namun Presiden China, Xi jinping berusaha menengahi gejolak antara Trump dengan Kim tersebut dengan memaksa keduanya untuk duduk bersama menghilangkan saling mengedepankan egonya, dan tampaknya hal ini berhasil memadamkan rasa safe haven yang bertahan sejak pekan lalu.
Namun kondisi tegangnya Korea Utara mulai memudar setelah Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dan Menteri Sekretaris Negara Rex Tillerson menyatakan bahwa pemerintah Trump akan terus mencari upaya resolusi diplomatik dengan Pyongyang, dan nampaknya ini juga diamini dan didukung oleh Presiden China Xi Jinping bahwa pihaknya telah menelepon Presiden Trump untuk segera berunding dengan Presiden Kim Jong-un untuk memecahkan masalah ini.
Sementara itu, direktur CIA Mike Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional HR McMaster di kesempatan terpisah mengatakan bahwa tidak akan ada indikasi perang dengan Korea Utara akan pecah.
Kondisi tersebut mengharuskan yen untuk mulai melemah karena situasi geopolitik tersebut yang mulai mereda. USDJPY untuk sementara berada di level 110,21, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7867, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,6839.
Dari pekan lalu yen beberapa kali berhasil menekan dolar AS, dengan catatan khusus bahwa beberapa data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS secara umum kurang menyemangati perbaikan ekonominya, sehingga pasar melihat untuk sejenak menengok hasil FOMC meeting pekan lalu yang membuat investor segera melepas portfolio dolarnya dan beralih ke segala mata uang dunia lainnya kala itu termasuk yen.
Dan malam ini data penjualan eceran AS yang akan rilis nampaknya sedang mengaduk-aduk hati investor yen.
Namun sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa bulan terakhir, hanya berkisar di level 109 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri berkeyakinan bahwa level penantian arah bagi mata uangnya bila kondisi politik dan ekonomi Jepang dan AS sudah menemukan titik pemecahan masalah di sektor perdagangan kedua belah pihak tersebut.
Yen sendiri tidak begitu melawan dolar AS dan cenderung terimbas tekanan jual yang makin besar meskipun data pertumbuhan produksi industri Jepang mengalami kondisi yang lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.
Data revisi produksi industri Jepang naik dari 1,6% menjadi 2,2%.
Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: CNBC.com