JAVAFX – Yen menunggu Yellen berbicara dini hari nanti dan untuk sementara masih nyaman untuk negatif sejenak setelah semalam tertekan oleh greenback.
Pada perdagangan selanjutnya, mata uang Jepang ini berfokus kepada data ekonomi AS yaitu data kenyakinan konsumen AS yang kemungkinan besar akan bisa mematahkan dominasi yen sebagai safe haven currencies.
AUDUSD diperdagangkan di level 0,7598 atau naik 0,32% dibandingkan penutupan kemarin, sedangkan USDJPY sedang berada di level 111,88 atau naik 0,02%.
Indeks dolar yang membandingkan greenback atau dolar AS dengan 6 mata utama dunia lainnya, sedang bergerak datar berada di level 97,10.
Yen kemarin mengalami pelemahannya meski sebagai bentuk dari masih ragunya investor terhadap langkah yang diambil oleh BoJ dimana di minggu lalu ank of Japan minutes telah memberikan paparannya bahwa pihaknya akan mulai mengurangi penerbitan Japanesse Government Bond atau JGB atau biasa dikenal di pasar uang sebagai Samurai Bond.
Berkurangnya usaha Bank of Japan ini diartikan investor pasar uang sebagai langkah mengendurkan volume transaksi yang marak di pasar tersebut selama ini yang masih didominasi perdagangan surat hutang dari Jepang tersebut sehingga menimbulkan fluktuasi harga dan yield di pasar surat hutang dan ini disukai investor.
Selain itu BoJ kemungkinan besar juga akan mulai mengurangi pembelian kembali Samurai Bond tersebut karena ekonomi Jepang mulai menunjukkan kondisi yang stabil dan mengharapkan pelemahan yen lebih lanjut.
Mulai tumbuhnya konsumsi lokal dan global membuat Reuters mulai melihat bahwa ekspetasi pertumbuhan dalam negeri Jepang memang dapat ditingkatkan satu level seperti yang diungkapkan BoJ pada pekan lalu pasca meeting suku bunganya yaitu menjadi ekspansi moderat alias tumbuh berkelanjutan, sedikit diatas tingkatan modest growth atau tumbuh biasa-biasa saja.
Seperti kita ketahui bahwa pelemahan yen merupakan kondisi yang diinginkan pebisnis Jepang, karena hampir 100% pebisnis Jepang berorientasi ekspor.
Beberapa pejabat Bank of Japan telah menggarisbawahi bahwa paket stimulus yang berupa program bantuan keuangan seharusnya tetap dilanjutkan dan makin ditambah lebih besar dana stimulusnya. Ungkapan bernada dovish tersebut membuat pasar semakin lama semakin bingung.
Alasan tersebut muncul karena kondisi inflasi Jepang masih jauh dari target 2% yang diinginkan BoJ. Laporan terakhir menurut Iwata yaitu kondisi harga atau inflasi tahunan di Jepang hanya tumbuh 0,4%, dan kejadian ini merupakan angka yang tertinggi sejak 2015.
Hari ini yen sendiri menantikan pernyataan Yellen tentang masa depan suku bunga the Fed yang beberapa hari perdagangan lalu terus membuat investor maju mundur menentukan langkah investasi selanjutnya.
Sumber berita: Forex Factory, Reuters, Investing, Marketwatch
Sumber gambar: Reuters dot com