JAVAFX – Berita forex di hari Senin(28/8/2017), yen menguat pasca simposium Jackson Hole akhir pekan lalu setelah tidak terlihatnya tanda-tanda kenaikan suku bunga the Fed yang diungkapkan Janet Yellen.
Investor yen nampaknya sangat nyaman dengan sisi penguatan mata uang Jepang tersebut karena ekonomi Jepang masih mempunyai sedikit kepastian ketimbang ekonomi AS. Hal ini sebagai bentuk usaha dari Yellen disaat memberikan uraiannya dalam simposium tahunan tersebut bahwa the Fed lebih mementingkan kondisi ekonomi dan sistem perbankan yang stabil dibandingkan terburu-buru untuk menaikkan suku bunganya kembali di tahun ini.
Usaha verbal intervensi Yellen ini nampaknya berhasil membuat investor pasar uang untuk menjauhi dolar AS untuk sesaat sebagai usaha pula dari the Fed untuk melemahkan mata uangnya sebagai bagian usaha memperbaiki defisit neraca keuangan bank sentral AS tersebut.
Sisi jual dan sisi beli nampak sekali menyulut suasana hati investor yang masih belum yakin terhadap tren dari pasar uang dunia, dimana pertemuan Jackson Hole yang akan diselenggarakan di Kansas City tanpa ada sebuah jalan keluar atau masa depan bagaimana ekonomi AS dan Eropa jadinya sehingga investor lebih mengutamakan untuk berdiam diri terlebih dahulu sambil menantikan agenda ekonomi AS lainnya seperti data tenaga kerja AS yaitu nonfarm payroll akhir pekan ini.
Kondisi tersebut mengharuskan yen untuk melakukan penguatannya secara perlahan-lahan. USDJPY untuk sementara bergerak melemah tipis di level 109,15, AUDUSD untuk sementara bergerak menguat tipis di level 0,7935, USDCNY untuk sementara bergerak menguat tipis di level 6,6377.
Tekanan terhadap yen pagi ini masih datang dari upaya Trump yang ingin membubarkan parlemen AS bila anggaran pembangunan dinding pembatas sepanjang perbatasan AS-Meksiko ditunda. Trump ingin agar AS mempunyai kontrol penuh terhadap perbatasannya demi menghindari praktek penyelundupan barang dan migrasi ilegal penduduk Meksiko ke AS.
Namun sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa bulan terakhir, hanya berkisar di antara level 109 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri berkeyakinan bahwa level penantian arah bagi mata uangnya bila kondisi politik dan ekonomi Jepang dan AS sudah menemukan titik pemecahan masalah di sektor perdagangan kedua belah pihak tersebut, apalagi ditengah kunjungan PM Inggris hari ini di Jepang, maka Jepang ingin melihat perkembangan ekonomi Inggris pasca Brexit nanti.
Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: CNN Money