JAVAFX – Yen melemah pasca BoJ meeting yang baru saja mengeluarkan maklumat bahwa suku bunga bank sentral tersebut masih konsisten menerapkan suku bunga negatif.
Pada perdagangan selanjutnya, mata uang Jepang ini berfokus kepada jumpa pers gubernur BoJ Haruhiko Kuroda yang dapat dipastikan bahwa pasar mempertanyakan langkah Bank of Japan yang sejak bulan lalu sedang menurunkan upaya pembeliaan kembali surat hutangnya.
AUDUSD diperdagangkan di level 0,7591 atau naik 0,29% dibandingkan penutupan kemarin, sedangkan USDJPY sedang berada di level 111,18 atau naik 0,20%. Indeks dolar yang membandingkan greenback atau dolar AS dengan 6 mata utama dunia lainnya, sedang melemah 0,05% di level 97,45.
Bank of Japan dalam pernyataannya baru saja melaporkan hasil meetingnya dimana sisi pertumbuhan belanja konsumen Jepang mulai tumbuh, begitu pula konsumsi di tingkat global juga mulai bangkit atau lebih tinggi dibanding pada waktu raoat suku bunga bank sentral Jepang di April lalu.
Mulai tumbuhnya konsumsi lokal dan global membuat BoJ mulai meningkat ekspetasi pertumbuhan dalam negeri menjadi ekspansi moderat alias tumbuh berkelanjutan, sedikit diatas tingkatan modest growth atau tumbuh biasa-biasa saja.
Dalam pernyataan lainnya bahwa BoJ masih khawatir dengan inflasi dalam negeri yang sejak April lalu telah mengalami penurunan, sehingga produsen dalam negeri sangat sulit menaikkan harga produknya karena konsumen Jepang sangat sensitif dengan kenaikan harga.
Dalam uraiannya Bank of Japan juga menyatakan bahwa paket stimulus ¥80 trilyun atau setara dengan $729,33 milyar masih dipertahankan tanpa batas waktu. Pasar menanggapi bahwa hal ini berlawanan dengan kejadian sesungguhnya di lapangan, karena sejak April lalu, BoJ diendus pasar hanya melakukan pembeliaan kembali surat hutangnya tidak lebih dari ¥60 trilyun, sehingga hal ini membuat Kuroda nanti siang diharapkan pasar menjelaskan belanja yang masih dibawah target stimulusnya.
Pasar sebetulnya berkehendak agar BoJ mulai memikirkan untuk melakukan tapering atau pengurangan stimulus ¥80 trilyun tersebut, karena dari hasil pernyataan BoJ sendiri berkata bahwa belanja konsumen global sudah membaik sehingga dapat diartikan bahwa beberapa bank sentral utama dunia mulai berpikir untuk mengekor kebijakan suku bunga the Fed.
The Fed Kamis dini hari menaikkan suku bunganya menjadi 1,25% dan angka tersebut sudah sesuai dengan perkiraan sebelumnya. Kenaikan suku bunga the Fed sebesar 25 basis poin tersebut terjadi setelah 3 bulan lalu the Fed menaikkannya juga, dan Yellen juga menyatakan bahwa kenaikan ke 3 kemungkinan masih bisa terjadi di tahun ini serta 3 kali lagi di tahun 2018.
Dalam dengar pendapat bersama media setempat, Janet Yellen juga mengungkapkan bahwa bank sentral AS sudah mulai menjalankan amanat negara untuk segera menjalankan proses mengurangi defisit neraca AS sebesar $4,5 trilyun. Yellen juga menyatakan bahwa pasar global tidak perlu cemas terhadap masa depan ekonomi AS karena pasar tenaga kerja AS sedang ketat, sehingga target inflasi 2% dari the Fed masih dapat dicapainya.
Sumber berita: ForexFactory, Reuters, Investing, Marketwatch
Sumber gambar: Orbex