Yen Masih Berada Diruang Koreksi

0
128

JAVAFX – Yen masih berada diruang koreksi atau masih berada dalam tekanan greenback, segera menuju ke level 110 pada perdagangan pasar uang Asia Pasifik hingga jelang siang hari ini, di mana kondisi ini dipengaruhi oleh segera naiknya suku bunga the Fed dan meredanya ketegangan di Semenanjung Korea.

Sejauh ini USDJPY untuk sementara berada di level 109,13 dimana yen bergerak melemah untuk sementara ini. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7565 dimana dolar Australia melemah. Untuk yuan, atau USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,3099 dimana yuan sementara menguat terhadap dolar AS.

Presiden Trump dan PM Shinzo Abe sduah bertemu beberapa waktu lalu dan segera menghasilkan komitmen untuk menghindari perang dagang terkait pembebasan tarif impor logam AS. Menurut Trump dan Abe bahwa kedua belah pihak sangat berkomitmen untuk menjaga perdagangan bebas, adil dan yang terpenting adalah perdagangan timbal balik yanb saling menguntungkan. Namun kedua belah pihak khawatir dengan pergerakan barang dari China yang telah membuat ekonomi kedua negara sekutu tersebut keberatan dengan kebijakan manipulatif Beijing.

Harapannya, pada pekan ini antara AS dan China segera duduk bersama untuk mencapai kesepakatan dagang yang baru sehingga pihak Jepang sendiri bisa mulai ekspansi bisnisnya. Kondisi ini membuat yen sendiri tidak bisa leluasa untuk meneruskan tekanannya kepada greenback seperti akhir pekan lalu.

Seperti kita ketahui bahwa sepanjang perdagangan di pekan kemarin, yen bergerak terkoreksi sebesar 2,6% dibanding greenback, sehingga ini merupakan pekan pelemahan yen terburuk sejak November 2016 silam. Kondisi ini sebagai bentuk kekecewaan investor yen terhadap kinerja bank sentral Jepang yang pada bulan ini tidak ada progres kinerjayang mumpuni sehingga pada BoJ meeting lalu, bank sentral Jepang tidak merubah kebijakan moneternya.

Di sisi lain, situasi ekonomi AS terus membaik, apalagi dalam Beige Book di pekan lalu terungkap bahwa the Fed masih akan terus menormalisasi kebijakan suku bunganya, meskipun tidak tersirat bahwa kenaikan suku bunga the Fed secara agresif, namun tidak ada pihak manapun yang bisa menunda kenaikan suku bunga tersebut.

Kondisi ini membuat surat hutang AS mempunyai yield terbaik dan sempat menyentuh level terbaik di 4 tahun terakhir dan membuat jarak atau spread yield dengan obligasi Jepang melebar 10 tahun terakhir. Situasi seperti ini tentu investor masih akan memburu greenback, mengingat capital gain yang akan didapatkannya akan lebih besar dengan memegang portfolio berdenominasi dolar AS.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: Reuters