JAVAFX – Yen langsung tertekan kembali pada perdagangan siang hari ini setelah semalam menguat memanfaatkan momentum safe haven yang membahana pasca panasnya konflik di Korea.
Pelemahan dolar AS semalam karena situasi politik di AS dan kembali memanasnya situasi di Korea, dimana AS sedang mengadakan latihan militer tahunan bersama dengan Korea Selatan. Korea Utara menuduh latihan simulasi komputer yang dilakukan AS bersama Korea Selatan tersebut adalah mempersiapkan diri untuk perang nuklir, sehingga membuat Pyongyang naik darah.
Kemungkinan besar dalam waktu dekat psywar atau perat urat syaraf juga akan dilakukan oleh Korea Utara, sehingga nampak sekali yen melemahnya juga tidak terlalu besar sekarang ini. Kondisi atau situasi tersebut nampaknya masih membawa dampak ke hati investor hingga sekarang, karena hal tersebut akan membawa dampak terhadap terganggunya hajat hidup sektor ekonomi global dan khususnya terhadap masa depan ekonomi AS yang merupakan penggerak ekonomi dunia.
Kondisi tersebut mengharuskan yen untuk menghentikan penguatannya. USDJPY untuk sementara bergerak menguat di level 109,25, AUDUSD untuk sementara bergerak menguat tipis di level 0,7938, USDCNY untuk sementara bergerak melemah di level 6,648. Tekanan terhadap yen pagi ini datang dari upaya Trump dalam menghadapi kedaulatan pemerintahan Afghanistan.
Trump sepertinya akan tetap mempertahankan kekuatan militer AS di daerah konflik tersebut dan ini merupakan tahun ke 16 bantuan militer AS di situ. Alasan ini membuat investor nyaman bahwa kawasan Asia Selatan masih dalam situasi aman terkendali.
Upaya pengalihan fokus kerja demi perbaikan defisit neraca the Fed, membuat Janet Yellen dan teman-temannya untuk sementara menunda kenaikan suku bunga dan akan segera melakukan lelang kembali terhadap surat berharga milik pemerintah AS demi mengurangi beban hutang pemerintah.
Fokus kerja tersebut akan kita ketahui pada simposium Jackson Hole di pekan ini dimana jadwal Yellen akan berbicara tanggal 24 Agustus. Seperti kita ketahui sejak krisis 2008-2009, the Fed banyak melakukan pembelian kembali surat hutangnya demi stabilisasi pasar keuangan AS dan meningkatkan pertumbuhan ekonominya kembali setelah terseret dengan masalah subprime mortgage kala itu. Hampir $4,5 trilyun dikeluarkan the Fed untuk memperbaiki situasi tersebut, dan mulai bulan depan akan terjadi lelang $50 milyar perbulan dan sepertinya dolar AS akan mengalami tekanan sesaat bila lelang tersebut tidak oversubscribe atau kelebihan permintaan.
Namun sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa bulan terakhir, hanya berkisar di antara level 109 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri berkeyakinan bahwa level penantian arah bagi mata uangnya bila kondisi politik dan ekonomi Jepang dan AS sudah menemukan titik pemecahan masalah di sektor perdagangan kedua belah pihak tersebut. Nampaknya pula bahwa masalah perdagangan AS-Jepang akan kembali dirundingkan dalam waktu dekat ini, sehingga arus lalu-lintas barang di kedua belah pihak segera teratasi.
Tidak ada data penting dari Jepang, namun cukup menjadi perhatian bahwa level 108 merupakan level support kuat bagi BoJ untuk melakuakn intervensinya. Ini disebabkan oleh warning dari eksportir-eksportir Jepang kepada BoJ agar mengendalikan penguatan yen.
Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: BBC (.com)