JAVAFX – Berita forex di hari Jumat(4/8/2017), yen kembali gagal mempertahankan penguatannya terhadap dolar AS ketika buruknya data ekonomi Jepang tadi pagi.
Namun sebetulnya sentimen pasar saat ini tengah berfokus dalam menyambut data tenaga kerja AS yang akan dirilis kurang nanti malam.
Diperkirakan, data nonfarm payroll akan bertambah sekitar 180 ribuan orang atau dibawah angka 220 ribu orang, sedangkan tingkat pengangguran di periode kali ini diperkirakan menjadi 4,3% atau turun dari 4,4% di periode sebelumnya.
Sebetulnya investor sejak beberapa hari ini sudah was-was menghadapi serangkaian data tenaga kerja AS, apalagi kegiatan pabrikan AS yang diwakili data ISM manufaktur dan jasa juga masih diarea ekspansinya.
Kondisi ini menandakan kegiatan industri AS masih dalam tren yang positif bagi ketatnya tenaga kerja.
Namun pengetatan tenaga kerja Rabu malam rapuh setelah ADP dan Moody’s menyatakan bahwa kondisi penerima upah bagi tenaga kerja baru telah berkurang.
Faktor antisipasi tersebut terlihat hingga siang ini, yen dan mata uang utama Asia Pasifik lainnya sedikit banyak masih dalam area tertekan oleh greenback karena data NFP pemerintah AS masih akan membaik.
USDJPY untuk sementara berada di level 110,10, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7962, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7229.
Sejak minggu lalu, beberapa kali berhasil menekan dolar AS, dengan catatan khusus bahwa beberapa data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS secara umum kurang menyemangati perbaikan ekonominya.
Sehingga saat ini pasar lebih bertumpu terhadap hasil FOMC meeting di bulan Juli, yang kala itu membuat investor segera melepas portfolio dolarnya dan beralih ke segala mata uang dunia lainnya kala itu termasuk yen.
Situasi menurunnya perekonomian AS seakan diamini oleh lembaga sebesar IMF.
Dalam laporan tengah tahunannya IMF telah menurunkan target pertumbuhan AS tersebut serta memberikan masukan ke pasar bahwa situasi politik di AS yang cenderung tidak stabil membuat situasi agenda ekonomi Trump juga makin dipertanyakan lebih lanjut.
Betul apa yang ditakutkan IMF ini terjadi semalam sehingga agenda ekonomi Trump seperti reformasi pajak dan pembangunan infrastruktur masih terus menjadi tanda tanya besar karena investor tahun bahwa semua agenda Trump sangat mendukung kokohnya pertumbuhan ekonomi AS.
Dan hasil rapat suku bunga the Fed terakhir, bank sentral AS tersebut akan memperbaiki situasi neracanya sehingga berdampak bagi greenback harus melemah hingga lelang obligasi the Fed yang rencananya dimulai sekitar September dengan nilai $10 milyar perbulannya dan selanjutnya $50 milyar per 3 bulan, seakan mengisyaratkan bahwa perbaikan defisit neraca akan menjadi fokus the Fed dalam jangka pendek dan mengharuskan dolar AS direndahkan nilainya sekaligus menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut karena inflasi yang masih rendah.
Namun sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa bulan terakhir, hanya berkisar di level 109 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri berkeyakinan bahwa level penantian arah bagi mata uangnya bila kondisi politik dan ekonomi Jepang dan AS sudah menemukan titik pemecahan masalah di sektor perdagangan kedua belah pihak tersebut.
Data average cash earnings atau pendapatan tunai rata-rata di Jepang kali ini mengalami penurunan menjadi minus -0,4% dari sebelumnya di angka 0,6%.
Hal ini menandakan bahwa kondisi bisnis di Jepang kurang menjanjikan dan dapat menahan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sehingga diharapkan terdapat bantuan kenaikan inflasi ketika arus investasi dan belanja konsumen membaik pula.
Namun yen tetap saja kembali ke area 110.
Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: The Telegraph