Yen Gagal Bertahan

0
114

JAVAFX – Berita forex, yen gagal bertahan untuk terus wujudkan kekokohannya pada perdagangan Rabu(2/8/2017) siang ini.

Kondisi tersebut dipicu oleh kekhawatiran pasar dalam menyambut data tenaga kerja AS yang akan mulai dirilis nanti malam.

Sebetulnya investor sejak semalam sudah was-was menghadapi serangkaian data tenaga kerja AS, apalagi kegiatan pabrikan AS yang diwakili data ISM semalam juga masih diarea ekspansinya, menandakan kegiatan industri AS masih dalam tren yang positif bagi ketatnya tenaga kerja.

Faktor antisipasi tersebut terlihat hingga siang ini, yen dan mata uang utama Asia Pasifik lainnya masih dalam radar tertekan oleh greenback.

USDJPY untuk sementara berada di level 110,78, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7963, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7308.

Dari pekan lalu yen sesekali menekan dolar AS setelah beberapa data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS secara umum kurang menyemangati perbaikan ekonominya, sehingga pasar melihat untuk sejenak menengok hasil FOMC meeting pekan lalu yang membuat investor segera melepas portfolio dolarnya dan beralih ke segala mata uang dunia lainnya kala itu termasuk yen.

Situasi menurunnya perekonomian AS merupakan salah satu sebab IMF di laporan tengah tahunannya menurunkan target pertumbuhan AS, serta memberikan masukan ke pasar bahwa situasi politik di AS yang cenderung tidak stabil membuat situasi agenda ekonomi Trump juga makin dipertanyakan lebih lanjutnya.

Terlebih lagi RUU Kesehatan yang baru juga tidak lolos akhir pekan lalu membuat beberapa staf dari Trump dipecat.

Pemecatan ini membuat agenda-agenda ekonomi Trump selanjutnya seperti reformasi pajak dan pembangunan infrastruktur makin dipertanyakan.

Semua agenda Trump sangat mendukung kokohnya pertumbuhan ekonomi AS.

Dan hasil rapat suku bunga the Fed terakhir, bank sentral AS tersebut akan memperbaiki situasi neracanya sehingga berdampak bagi greenback harus melemah hingga lelang obligasi the Fed yang rencananya dimulai sekitar bulan September mendatang.

Tahapan awal lelang dengan nilai $10 milyar perbulannya dan selanjutnya $50 milyar per 3 bulan,.

Langkah tersebut telah mengisyaratkan bahwa perbaikan defisit neraca akan menjadi fokus the Fed dalam jangka pendek dan mengharuskan dolar AS direndahkan nilainya sekaligus menunda kenaikan suku bunga lebih lanjut karena inflasi yang masih rendah.

Namun sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa bulan terakhir, hanya berkisar di level 109 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri berkeyakinan bahwa level penantian arah bagi mata uangnya bila kondisi politik dan ekonomi Jepang dan AS sudah menemukan solusi di sektor perdagangan kedua belah pihak.

Hasil dari data Jepang Selasa kemarin pun harusnya yen berbalik menguat kembali, namun sepertinya BoJ menahan agar tidak terlalu menguat mata uangnya karena bisa mencederai sektor ekspor.

Dilaporkan bahwa data sentimen konsumen Jepang mengalami perbaikan di periode kali ini yaitu tumbuh 43,8% atau lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh 43,3%.

Hal ini menandakan bahwa kondisi bisnis di Jepang masih sangat menjanjikan dan dapat melajukan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sehingga diharapkan terdapat bantuan kenaikan inflasi ketika arus investasi dan belanja konsumen membaik pula.

 

Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: CNBC (.com)