Yen Diujung Pelemahannya Pasca BoJ Meeting

0
125

JAVAFX – Yen diujung pelemahan nya pasca BoJ meeting pada perdagangan siang ini dimana bank sentral Jepang tidak ada usaha atau kebijakan yang mengejutkan.

Secara nyata bahwa suku bunga Jepang nampaknyaMasih diarea suku bunga negatifnya atau BoJ masih ,Menerapkan negative interest policy-nya, mempertahankan tingkat suku bunga rendah sejak 4 tahun terakhir ini.

Aksi jual yen juga diikuti pada mata uang utama Asia lainnya seperti dolar Australia dan China yuan siang ini terkait juga dengan situasi di AS yang sudah agak kondusif dimana sejenak investor mengesampingkan lunturnya kredibilitas Trump sehingga investor untuk sementara tidak khawatir terhadap masa depan agenda ekonomi Trump lainnya.

Yen sebetulnya masih di area positifnya seakan ingin melanjutkan penguatan pekan lalu pasca pernyataan Yellen yang menampakkan keraguan akan kenaikan suku bunga the Fed serta melemahnya data penjualan ritel dan data inflasi AS, sehingga investor membaca bahwa pergerakan ekonomi AS sedang berhenti sejenak akselerasinya, seperti yang terungkap oleh lemahnya pertumbuhan dan inflasi AS tersebut diatas.

USDJPY untuk sementara berada di level 112,09, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7936, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7652.

Situasi safe haven yen yang mulai luntur diperlihatkan setelah Bank of Japan tidak merubah kebijakan suku bunga negatifnya dan tetap melaksanakan pembelian aset-asetnya kembali atau paket stimulus senilai kurang lebih ¥80 trilyun atau setara dengan $714 milyar.

BoJ memang sedang menyoroti lemahnya inflasi tahunan di Jepang dan masih jauh dari target bank sentral, namun hal ini memang tidak perlu dirisaukan banyak investor dimana fenomena inflasi yang rendah sedang melanda di seluruh bagian didunia ini.

Bahkan the Fed dan BoC yang sudah menaikkan suku bunganya, serta ECB yang dalam waktu dekat juga berencana menaikkan suku bunganya, sedang dalam kondisi yang juga melemah meski pertumbuhan ekonominya tetap tinggi.

Namun tekanan terhadap yen tidak berlangsung besar karena BoJ menaikkan target pertumbuhannya di tahun fiskal sekarang ini menjadi 1,8% dari sebelumnya 1,6% dan untuk 2018 menjadi 1,4% dari sebelumnya 1,3%. Kenaikan proyeksi ini didukung oleh makin besarnya permintaan untuk ekspor barang Jepang dan makin meningkatnya upah pekerja Jepang.

BoJ sendiri memperkirakan bahwa inflasi hingga kuartal pertama 2018 akan turun dari 1,4% menjadi 1,1% dan tahun fiskal selanjutnya dari 1,7% menjadi 1,4%.
Dolar Australia juga sedikit tertahan kenaikannya setelah data tenaga kerja Australia bulan lalu mengalami periode yang lebih buruk dari bulan sebelumnya sehingga investor kuatir akan meredupnya laju pertumbuhan ekonomi Australia.

Gagalnya pakta perdagangan yang baru antara China dengan AS tadi pagi, membuat yen untuk sementara mengalami aksi ambil untung sesaatnya.

Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: The Globe and Mail