Badan pengawas komunikasi AS mengusir sebuah unit China Telecom Ltd., salah satu dari tiga operator besar milik China, dari pasar Amerika dengan alasan keamanan nasional di tengah meningkatnya ketegangan dengan Beijing.
China Telecom (Americas) Corp.
diharuskan berhenti menyediakan layanan domestik antarnegara bagian dan internasional di AS dalam waktu 60 hari, berdasarkan perintah yang disetujui, Selasa (26/10), oleh Komisi Komunikasi Federal (FCC).
FCC menyebutkan Beijing kemungkinan memanfaatkan perusahaan itu untuk melakukan penyadapan, mengganggu komunikasi AS dan terlibat dalam spionase dan kegiatan-kegiatan berbahaya lainnya terhadap AS.
Pemerintahan Biden memperluas upaya yang dimulai di bawah Presiden Donald Trump untuk membatasi akses perusahaan-perusahaan milik negara China ke teknologi dan pasar AS karena kekhawatiran akan risiko keamanan atau membantu pengembangan militer China.
China Telecom adalah salah satu perusahaan yang dikeluarkan dari bursa saham AS di bawah perintah Trump yang melarang orang-orang Amerika berinvestasi di sana.
FCC mengatakan pada 2019 bahwa karena masalah keamanan, pihaknya berencana untuk mencabut lisensi yang diberikan dua dekade sebelumnya kepada China Telecom dan operator milik Beijing lainnya, China Unicom Ltd.
FCC juga menolak aplikasi lisensi oleh operator ketiga, China Mobile Ltd.
Kepemilikan dan kontrol China Telecom Americas oleh pemerintah China meningkatkan risiko keamanan nasional dan penegakan hukum yang signifikan, kata pengumuman FCC.
“Perilaku dan komunikasi perusahaan itu kepada lembaga-lembaga pemerintah AS menunjukkan sikap kurang terbuka dan kurang bisa dipercaya, kata FCC, tanpa memberikan rincian.
Pemerintah China telah mengatakan akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi perusahaan-perusahaannya tetapi belum mengumumkan pembalasan atas status mereka di pasar AS.
Perusahaan-perusahaan telekomunikasi tersebut masuk daftar hitam entitas-entitas pemerintah AS karena dianggap oleh Pentagon terlibat dalam pengembangan militer China.
Perusahaan-perusahaan lain China yang masuk dalam daftar itu bergerak di bidang perminyakan, prosesor chip, teknologi video, konstruksi, kedirgantaraan, peroketan, pembuatan kapal dan peralatan tenaga nuklir.