Indeks-indeks utama Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) seiring pelaku pasar yang menantikan hasil pertemuan The Fed sembari mencerna laporan kinerja emiten pada kuartal III 2023.
Indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 133,91 poin atau 0,38 persen ke 33.052,87, indeks S&P 500 naik 26,98 poin atau 0,65 persen ke 4.193,8, dan Indeks Komposit Nasdaq menguat 61,76 poin atau 0,48 persen ke 12.851,24.
The Fed memulai pertemuan kebijakan moneter yang digelar selama dua hari.
Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada Rabu (1/11/2023) dan investor akan memantau pernyataan dan komentar Ketua Fed Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk tentang rencana bank sentral.
Optimisme bahwa The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga diimbangi oleh reaksi terhadap laporan kinerja yang mengecewakan dan kekhawatiran terhadap geopolitik.
Namun, dengan imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun yang hanya naik tipis hampir sepanjang hari, beberapa investor mencari peluang dari pelemahan saham baru-baru ini, kata Senior Global Market Strategist Wells Fargo Investment Institute Sameer Samana.
Menurut Samana, saat ini semuanya mengarah kembali ke suku bunga jangka panjang yang berdampak pada ekuitas.
“Sejumlah investor mungkin terdorong oleh gagasan bahwa aksi jual baru-baru ini membawa kita kembali ke tingkat yang dinilai wajar dari yang dinilai terlalu tinggi,” ujar Samana, dikutip dari Reuters.
Namun, ia mewaspadai hal lainnya yang dapat menjadi katalis besar bagi obligasi dan pada gilirannya ekuitas.
Seiring dengan pembaruan kebijakan The Fed, ia juga menunggu rencana pembiayaan Departemen Keuangan AS yang akan dirilis pada Rabu (1/11/2023).
Para analis mengatakan pemerintah kemungkinan akan meningkatkan lelang surat utang pada kuartal keempat untuk mendanai defisit anggaran yang semakin besar.
Hal ini akan menyebabkan suku bunga naik lebih jauh dan merugikan saham, kata Samana.
Pada Jumat (3/11/2023), investor juga akan memantau laporan pekerjaan AS pada Oktober dan reaksi pasar obligasi.
Sebelas sektor industri utama dalam S&P 500 menguat dengan sektor real estat naik dua persen dan memimpin kenaikan, sedangkan kenaikan terendah pada sektor jasa komunikasi yang meningkat 0,2 persen.
“Pergerakan kembali ke wilayah positif hari ini disebabkan oleh berkembangnya konsensus bahwa The Fed kemungkinan besar akan menunda kenaikan suku bunga lagi tahun ini,” kata Kepala Eksekutif AXS Investments Greg Bassuk di New York.
Bassuk juga menunjuk pada laporan kinerja yang beragam dan perusahaan-perusahaan menyampaikan kekhawatiran mengenai kuartal mendatang dengan kenaikan harga energi dan meningkatnya ketidakpastian konflik di Israel dan Ukraina yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Tiga indeks utama Wall Street mencatatkan penurunan bulanan ketiga berturut-turut.
Untuk S&P 500 yang turun 2,2 persen dan Dow Jones turun 1,4 persen pada Oktober, merupakan penurunan bulanan terpanjang sejak pandemi mengguncang pasar pada awal 2020.
Nasdaq yang turun 2,8 persen pada Oktober, terakhir melemah selama tiga bulan berturut-turut pada periode yang berakhir Juni 2022 lalu.
Sebelumnya, pada awal hari, data yang menunjukkan peningkatan solid dalam biaya tenaga kerja AS pada kuartal ketiga memicu beberapa kekhawatiran bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Sementara itu, dari 279 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan kinerjanya hingga saat ini, lebih dari 78 persen telah melampaui perkiraan analis, berdasarkan data LSEG.
Analis memperkirakan pertumbuhan laba sebesar 4,9 persen untuk perusahaan S&P 500 pada kuartal ketiga.
Saham Nvidia ditutup jauh di atas level terendahnya tetapi masih turun 0,9 persen, setelah sebuah laporan mengatakan pembatasan terbaru AS dapat memaksa perancang chip tersebut untuk membatalkan pesanan senilai miliaran dolar ke China.
Saham Pinterest menguat 19 persen setelah platform berbagi gambar tersebut mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba kuartal ketiga.
Saham VF Corp terjual hampir 14 persen setelah pembuat sepatu Vans itu menarik perkiraan tahunannya.
Namun, saham Arista Networks menguat 14 persen setelah memberikan prospek pendapatan kuartal keempat yang optimistis.
Saham Sarepta Therapeutics anjlok 37,5 persen karena kegagalan terapi gen kelainan otot dalam uji coba tahap akhir.
Saham klien Sarepta, Catalent, turun 13,9 persen.
Saham pembuat mesin berat Caterpillar merosot 6,7 persen karena tanda-tanda melambatnya permintaan membayangi penurunan pendapatan kuartalan.
Sedangkan saham pembuat obat Amgen turun 2,8 persen karena penjualan beberapa obat-obatan unggulan pada kuartal ketiga berada di bawah ekspektasi.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,67 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,64 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Jumlah saham-saham yang naik melebih jumlah saham yang turun dengan rasio 2,31 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 1,69 : 1.
S&P 500 mencatatkan satu titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 15 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 16 titik tertinggi baru dan 262 titik terendah baru.