Wall Street berakhir turun tajam, setelah risalah Fed lebih hawkish

0
59

Bursa saham di New York “Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan indeks Nasdaq jatuh lebih dari tiga persen dalam persentase penurunan satu hari terbesar sejak Februari, setelah risalah pertemuan Federal Reserve AS mengisyaratkan bank sentral dapat menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 392,54 poin atau 1,07 persen, menjadi menetap di 36.407,11 poin.

Indeks S&P 500 kehilangan 92,96 poin atau 1,94 persen, menjadi berakhir di 4.700,58 poin.

Indeks Komposit Nasdaq terperosok 522,54 poin atau 3,34 persen, menjadi ditutup di 15.100,17 poin.

Indeks S&P 500 turun lebih dari satu persen, persentase penurunan harian terbesar sejak 26 November, hari pertama perdagangan setelah berita varian virus corona Omicron.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq dengan cepat memperpanjang penurunan mereka setelah rilis risalah pertemuan Fed, yang dipandang investor lebih hawkish daripada yang mereka khawatirkan.

Indeks Dow, yang mencapai rekor tertinggi pada hari sebelumnya, berbalik arah dan berakhir turun lebih dari satu persen.

Aksi jual luas, dengan semua sektor S&P 500 berakhir di zona merah, dan pengukur ketakutan Wall Street, indeks Volatilitas CBOE, ditutup pada level tertinggi sejak 21 Desember.

Dalam risalah dari pertemuan kebijakan Fed 14-15 Desember, pembuat kebijakan bank sentral mengatakan pasar kerja yang “sangat ketat” dan inflasi yang tidak mereda mungkin mengharuskan Fed untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dan mulai mengurangi kepemilikan aset secara keseluruhan sebagai rem kedua pada perekonomian.

“Indikasi bahwa Fed sangat khawatir tentang inflasi dapat dengan cepat menciptakan pandangan bahwa Fed akan secara agresif mengetatkan (kebijakan) pada tahun 2022,” kata David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York, menyebut risalah tersebut “lebih hawkish dari yang diperkirakan.” Sektor teknologi S&P 500 anjlok 3,1 persen dan merupakan penekan terbesar pada indeks acuan, sementara sektor real estat yang sensitif terhadap suku bunga merosot 3,2 persen dalam persentase penurunan harian terbesar sejak 4 Januari 2021.

Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pinjaman untuk bisnis dan konsumen, dan suku bunga yang lebih tinggi dapat menekan kelipatan saham, terutama untuk sektor teknologi dan saham pertumbuhan lainnya.

Saham–saham pertumbuhan berada di bawah tekanan dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS baru-baru ini.

Indeks Russell 2000 juga mengalami penurunan satu hari terbesar sejak 26 November, sementara indeks keuangan S&P 500 melemah 1,3 persen, sehari setelah mencatatkan penutupan tertinggi sepanjang masa.

Para pembuat kebijakan pada Desember setuju untuk mempercepat akhir dari program pembelian obligasi era pandemi, dan mengeluarkan perkiraan mengantisipasi kenaikan suku bunga tiga perempat poin persentase selama tahun 2022.

Suku bunga acuan Fed saat ini ditetapkan mendekati nol.

Di pagi hari, laporan ADP National Employment menunjukkan data penggajian swasta meningkat 807.000 pekerjaan bulan lalu, lebih dari dua kali lipat dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Laporan tersebut muncul menjelang data penggajian (payrolls) nonpertanian yang lebih komprehensif dan diawasi ketat dari Departemen Tenaga Kerja untuk Desember pada Jumat (7/1/2022).

Volume transaksi di bursa AS mencapai 12,18 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,4 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.