Indeks-indeks utama Wall Street beragam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) di mana indeks Dow Jones tertekan oleh saham-saham teknologi dan ritel.Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 45,74 poin atau 0,13 persen ke 34.945,57, indeks S&P 500 naik 5,36 poin atau 0,12 persen ke 4.508,24, dan Indeks Komposit Nasdaq menguat 9,84 poin atau 0,07 persen ke 14.113,67.Saham Cisco Systems anjlok 9,8 persen karena perusahaan teknologi komunikasi dan jaringan tersebut memangkas perkiraan pendapatan dan laba setahun penuh disebabkan melambatnya permintaan peralatan jaringannya.
Masih di bidang teknologi, saham Palo Alto Networks turun 5,4 persen setelah perkiraan tagihan kuartal kedua pada Rabu (15/11) malam meleset dari ekspektasi.
Sementara itu, saham Walmart merosot 8,1 persen sehari setelah menyentuh rekor tertinggi.
Raksasa ritel itu mengatakan konsumen AS berbelanja dengan hati-hati karena inflasi, bahkan ketika mereka menaikkan perkiraan penjualan dan laba tahunannya.
Hal itu membuat indeks bahan pokok konsumen S&P 500 turun 1,2 persen dan membebani saham emiten pengecer dengan Dollar General dan Dollar Tree yang keduanya turun 4,2 persen.
Selain itu, saham Target turun 0,4 persen, setelah pada sesi sebelumnya sempat melonjak 17,8 persen usai memberikan prospek kuartal liburan yang bullish dan kuat.
Awal pekan ini, indeks Wall Street menguat tajam dengan data yang menandakan penurunan inflasi AS dan memicu ekspektasi Federal Reserve telah selesai dengan kenaikan suku bunga.
Selain itu, pengesahan RUU untuk mencegah penutupan pemerintah pada minggu ini juga meredakan ketegangan.
Mengingat Cisco dan Walmart adalah “tulang punggung” industri masing-masing, penasihat kekayaan senior dan ahli strategi pasar Murphy & Sylvest Paul Nolte mengatakan kelemahan mereka menimbulkan sedikit pertanyaan mengenai kesehatan konsumen dan mungkin kesehatan sektor teknologi.
Namun tercatat adanya kekuatan balasan yang positif pada sesi Kamis, dengan kenaikan pada saham-saham berkapitalisasi mega termasuk Microsoft Corp, Apple Inc dan Nvidia.
“Indeks utama bergerak datar pada hari ini, namun anda masih melihat banyak kekuatan di saham teknologi atau saham pertumbuhan berkapitalisasi besar.
Ini hanyalah kelanjutan dari narasi positif yang telah kita lihat di pasar baru-baru ini,” kata ahli strategi portofolio senior Ingalls & Snyder Tim Ghriskey di New York.
Secara khusus, Ghriskey mengutip kelegaan investor karena Federal Reserve tampaknya sudah selesai dengan siklus kenaikan suku bunganya.
Sebelumnya, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran mingguan telah meningkat lebih dari yang diperkirakan, memperkuat spekulasi bahwa The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Sektor energi turun 2,1 persen, memimpin penurunan di antara 11 sektor utama S&P dan mencapai level terendah dalam empat bulan karena harga minyak mentah turun hampir 5 persen.
Sektor jasa komunikasi yang naik 0,9 persen adalah sektor dengan kenaikan tertinggi selama sesi tersebut diikuti oleh sektor teknologi informasi yang naik 0,7 persen.
“Pendorong terbesar saat ini adalah tarik-menarik antara mereka yang ingin menjual saham saat reli dan mereka yang ingin membeli saat harga turun,” kata kepala ekonom Annex Wealth Management Brian Jacobsen.
Menurut Jacobsen, data ekonomi belum cukup buruk untuk memicu terlalu banyak ketakutan terhadap resesi, namun belum cukup baik untuk menimbulkan terlalu banyak antusiasme.
“Kita sedang memasuki periode liburan di mana kejutan-kejutan kecil dapat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap harga-harga,” ujar Jacobsen.
Pasar uang telah sepenuhnya memperhitungkan kemungkinan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada Desember dan melihat peluang 62 persen penurunan suku bunga pada Mei setidaknya 25 basis poin, menurut alat FedWatch CME Group.
Di antara saham individu, saham Macys menguat 5,7 persen setelah penjualan kuartalan operator department store tersebut melampaui perkiraan analis.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,71 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 11,09 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Jumlah saham-saham yang naik melebih jumlah saham yang turun dengan rasio 1,42 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 1,97 : 1.
S&P 500 mencatatkan 15 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan dua titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 40 titik tertinggi baru dan 123 titik terendah baru