Wabah Corona, Powell dan Emas

0
110
Emas

JAVAFX – Jumlah kasus dan kematian oleh wabah Corona baru telah meningkat dengan cepat. Namun, kekhawatiran mereda dan pasar saham naik kembali. Lantas bagaimana dengan komoditi emas, masihkan mengkhawatirkan dampak Corona ?

Ada kenaikan yang cepat, sejak 2 Februari ketika laporan emas secara Fundamental mulai terpapar sentiment Corona ini, baru ada 14.557 kasus yang dikonfirmasi terinfeksi dan 305 kematian. Kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan hampir 45.171 kasus dan 1.115 kematian. Jadi, jumlah infeksi dan jumlah kematian akibat wabah Corona ini telah meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Selain itu, Cina telah mengubah metodologi diagnosisnya dengan memasukkan kasus-kasus yang “didiagnosis secara klinis”, sehingga jumlah korban yang bisa dikonfirmasi mengalami kenaikan 15.152 kasus baru dan ada 254 kematian tambahan. Jumlah total korban di China telah mencapai 59.800, sementara jumlah secara global telah melampaui 60.000.

Pasar saham AS mencapai rekor penutupan tertinggi kemarin. Hasil ini seakan-akan mengisyaratkan bahwa pelaku pasar mengabaikan perkembangan dari jumlah korban Corona terkini. Memang benar bahwa kebijakan quantitative ala The Fed telah memungkinkan para pedagang untuk bersenang-senang saat dunia sedang terbakar oleh Corona.

Ada harapan sejati diluar lonjakan ini, jumlah kasus baru yang dilaporkan setiap hari telah ada pada tren menurun sejak 4 Februari. Ini berarti bahwa transmisi masih terjadi tetapi pada tingkat yang lebih lambat, yang memberi harapan bahwa wabah mungkin mendekati puncaknya. Walaupun, terlalu dini untuk mengatakan bahwa tindakan penguncian warga dianggap berfungsi.

Faktanya virus Corona baru ini, COVID-19 mungkin masih menyebar di luar China. Selain itu, investor harus ingat bahwa dampak ekonomi dari virus corona baru kemungkinan akan lebih besar daripada dalam kasus wabah SARS yang terjadi hampir 20 tahun yang lalu.

Sebabnya, COVID-19 sudah membunuh lebih banyak orang daripada SARS; kedua, pemerintah Cina telah mengambil langkah-langkah yang lebih drastis misalnya dengan melakukan penguncian dan penutupan aktifitas warga untuk mencegah penyebaran wabah ini. Ketiga, perekonomian China sekarang sekitar empat kali lebih besar dari dua dekade lalu.

Beberapa analis akhirnya memangkas perkiraan mereka untuk pertumbuhan China pada tahun 2020 menjadi serendah 5 persen. Ketika virus terkandung dan pabrik-pabrik dibuka kembali, akan ada rebound, tetapi tidak ada keraguan bahwa kita akan melihat perlambatan serius dalam pertumbuhan Cina di kuartal pertama dan pertumbuhan global dalam beberapa bulan ke depan.

Dari seberang samudera, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell dalam pernyataan didepan Kongres AS menegaskan kembali kepercayaannya pada keberlanjutan rekor ekspansi ekonomi AS, dengan mengatakan bahwa “tidak ada alasan mengapa situasi pengangguran rendah saat ini, kenaikan upah, penciptaan lapangan kerja yang tinggi – tidak ada alasan mengapa hal itu tidak bisa berlanjut”.

Powell juga mengakui bahwa wabah virus corona baru memang berdampak pada China dan bahwa “sangat mungkin ada beberapa efek pada Amerika Serikat.” Namun dia berpendapat bahwa masih terlalu dini untuk menentukan apa dampaknya dan apakah akan mengarah pada penilaian kembali material atas pandangan tersebut.

Meski demikian, Powell membuka pintu untuk meningkatkan pembelian aset secara agresif jika diperlukan. Dia mengatakan bahwa The Fed memiliki, selain suku bunga, dua alat untuk melawan resesi: panduan ke depan dan pelonggaran kuantitatif. Ditambahkan olehnya bahwa “kita akan menggunakan alat-alat itu – saya percaya kita akan menggunakannya secara agresif jika diperlukan.” Itu akan menjadi musik bagi telinga banteng emas!

Dengan latar belakang kondisi yang demikian , wabah Corona masih belum membuat reli bagi emas. Investor mungkin sadar bahwa ketidakpastian saat ini bersifat sementara dan begitu wabah ini terkendali, pertumbuhan global akan berlanjut.

Namun demikian, ada hal penting lainnya yang perlu diperhatikan pelaku pasar bahwa bank sentral akan tetap sangat akomodatif sampai ada resolusi pada wabah Corona. Likuiditas baru akan mendukung aset berisiko. Tampaknya negatif untuk safe-havens seperti emas, tetapi logam kuning sering bergerak seiring dengan pasar saham pada saat akomodasi moneter. Pergerakan harga emas jelas menunjukkan belum reli, namun cukup tangguh ketika ketakutan pasar memang sedikit mereda.