Vietnam pada Kamis mengatakan bahwa China telah melakukan pelanggaran terhadap kedaulatan negaranya karena memberlakukan larangan penangkapan ikan di Laut China Selatan setiap tahun.
China memberlakukan larangan tersebut setiap tahun sejak 1999, tetapi Vietnam selalu menentang aturan tersebut.
Beijing berdalih bahwa larangan penangkapan ikan, yang akan berlaku mulai 1 Mei–16 Agustus, dilakukan guna mempromosikan penangkapan ikan yang berkelanjutan dan meningkatkan ekologi laut.
Larangan tersebut mencakup perairan 12 derajat utara khatulistiwa dan termasuk bagian dari 200 mil zona ekonomi eksklusif (ZEE) Vietnam serta pulau-pulau Paracel, yang telah diduduki dan diperebutkan oleh kedua negara selama beberapa dekade.
“Larangan penangkapan ikan yang diberlakukan China melanggar kedaulatan Vietnam atas Hoang Sa dan hak kedaulatan dan yurisdiksi di perairan Vietnam dan zona ekonomi eksklusifnya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam Doan Khac Viet kepada pers.
Hoang Sa adalah sebutan Vietnam untuk Kepulauan Paracel.
Vietnam meminta China untuk menghormati kedaulatan negaranya dan tidak memperumit situasi.
China mengeklaim lebih dari 90 persen wilayah Laut China Selatan yang memiliki potensi energi yang banyak itu melalui sembilan garis putus-putus berbentuk U di petanya.
Garis tersebut membentang jauh hingga Asia Tenggara dan memotong ZEE Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam dan Indonesia.
China telah mengerahkan ratusan kapal untuk memperkuat klaimnya itu.
Sejumlah kapal ditempatkan lebih dari 1.000 km dari daratannya.
Beberapa negara tetangga menuding langkah Beijing tersebut merupakan upaya untuk mengganggu kegiatan eksplorasi energi.
Pada Maret, Reuters melaporkan berdasarkan data pelacakan kapal bahwa sebuah kapal Vietnam telah dikirim untuk memantau kapal penjaga pantai China yang berpatroli di dekat ladang gas yang dioperasikan Rusia di ZEE Vietnam.Menlu ingin UNCLOS 1982 ditegakkan di Laut China Selatan