Vietnam telah mencapai kesepakatan tentang transfer teknologi untuk vaksin virus corona buatan Rusia dan Amerika Serikat, kata pemerintah negara itu dalam sebuah pernyataan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Negara Asia Tenggara itu ingin meningkatkan kapasitas vaksinnya dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Mei mengatakan bahwa pihaknya sedang meninjau proposal yang diajukan oleh produsen farmasi Vietnam yang tidak disebutkan namanya, yang ingin menjadi salah satu pusat teknologi vaksin COVID-19 berbasis mRNA.
Vaksin mRNA merupakan vaksin dengan teknologi atau varian baru.
Vaksin mRNA tidak menggunakan virus atau kuman yang dilemahkan atau dimatikan, melainkan komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu.
Kementerian Kesehatan Vietnam juga sedang dalam pembicaraan dengan Rusia untuk memproduksi vaksin COVID-19 Sputnik V, menurut berita di beberapa media.
Pernyataan yang disampaikan kementerian kesehatan Vietnam pada Selasa juga menyebutkan bahwa Vietnam akan menerima 20 juta lebih dosis vaksin COVID berbasis mRNA yang dikembangkan bersama oleh perusahaan farmasi AS Pfizer dan BioNTech asal Jerman, sehingga meningkatkan total vaksin yang didapat Vietnam menjadi 51 juta dosis.
Setelah berhasil menahan penyebaran virus corona untuk sebagian besar masa pandemi, Vietnam menghadapi wabah terburuk sejauh ini, dengan lonjakan infeksi virus corona harian ke tingkat rekor sehingga menambah tekanan pada pemerintah untuk menopang pasokan vaksin dan mempercepat inokulasi.