Usai Bertemu Putin, Biden Bersikap Realistis

0
57

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengakhiri pertemuan mereka di Jenewa.

Biden menggambarkan pertemuan itu berlangsung “baik” dan “positif.” Namun, secara lebih realistis, Biden kemudian mengatakan bahwa beberapa bulan mendatang akan menjadi sebuah “uji” apakah hubungan di antara kedua negara bisa membaik.

“Saya tidak berada di sini dan mengatakan karena Putin dan saya setuju maa kami akan melakukan hal-hal ini, bahwa itu semua tiba-tiba akan berhasil,” kata Biden dalam konferensi pers setelah pertemuannya selama lebih dari empat jam dengan Putin.

“Yang saya katakan adalah saya rasa ada sebuah prospek murni untuk secara signifikan memperbaiki hubungan diantara kedua negara kami, tanpa kami mengorbankan hal tunggal apapun terkait prinsip dan nilai kami,” kata Biden.

Dalam konferensi persnya, menyusul pertemuan itu, Putin yang berbicara lewat penerjemah, juga menggambarkan pertemuan itu sebagai “konstruktif.” Dia mengatakan tidak ada “permusuhan,” dan menyebut pemimpin AS itu sebagai seorang yang “konstruktif, seimbang, berpengalaman, dan politisi yang matang.” Seusai pertemuan itu Gedung Putih dan Kremlin menerbitkan pernyataan yang isinya identik, serta mencatat bahwa “dalam masa-masa tegang sekalipun” kedua negara telah menunjukkan bahwa mereka mampu membuat kemajuan dalam “sasaran bersama yang hendak menjamin kepastian di lingkungan strategis, mengurangi risiko terjadinya konflik bersenjata, dan ancaman perang nuklir.” Kedua negara mengatakan mereka akan mulai melakukan konsultasi seputar stabilitas strategis guna mengelola hubungan mereka.

Dalam konperensi pers itu, Putin mengatakan sebagai negara yang memiliki kekuatan nuklir, Amerika Serikat dan Rusia punya tanggung jawab khusus untuk mempertahankan hubungan mereka.

“Perluasan perjanjian START yang baru Februari lalu merupakan contoh dari komitmen kami terhadap pengendalian senjata nuklir.Hari ini kami mempertegas prinsip bahwa perang nuklir tidak bisa dimenangkan pihak manapun dan tidak pernah boleh terjadi,” kata Gedung Putih dan Kremlin dalam pernyataannya.