JAVAFX– Uraian Presiden Xi, tenangkan harga minyak stabil positif pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sebagai bentuk aksi beli kembali alias buyback lagi di tengah kemelut antara AS dengan China yang akan segera mereda dan potensi konflik embargo yang akan terus dilakukan AS kepada beberapa produsen minyak dunia.
Sejak semalam, harga minyak cukup membaik di mana minyak Brent sepertinya akan segera merapat ke level psikologisnya $70 per barelnya. Forum ekonomi Boao di China menjadi saksi bahwa perang dagang AS dengan China diharapkan segera mereda. Presiden Xi Jinping menyatakan akan menurunkan tarif impor kendaraan dan lebih membuka diri bagi liberalisasi ekonominya.
Situasi dialog yang diinginkan AS tersebut dan sudah mulai dibuka oleh China, tentunya membuat investor minyak menjadi tidak risau di mana potensi perang dagang sendiri bisa mempengaruhi turunnya aktivitas bisnis di seluruh dunia, khusus di China dan AS. Seperti kita ketahui bahwa China dan AS merupakan konsumen minyak terbesar di dunia.
Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Mei di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,42 atau 0,66% di level $63,84 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,39 atau 0,57% di harga $69,04 per barel.
Masalah ketegangan AS dengan Rusia memuncak lagi pasca dugaan Rusia menggunakan senjata kimia di perang Suriah dan dilarangnya sebuah perusahaan raksasa Rusia melakukan bisnis dengan AS. Kondisi ini meningkatkan ketegangan geopolitis, di mana seperti kita ketahui bahwa AS sendiri telah berusaha ingin memperpanjang embargo minyak di Iran dan Venezuela serta kemungkinan dengan Rusia.
Situasi seperti ini akan membuat efek pasokan minyak dunia akan segera ditata ulang agar pasar lebih mengetahui kemampuan konsumsi dan pasokannya. Namun JPMorgan memperkirakan bahwa rata-rata harga Brent dan WTI di 2018 akan berada di $69,50 dan $65,20 per barelnya. Sedangkan di 2019 diperkirakan minyak Brent di level $64 per barel dan WTI di $58,50 per barel.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC