Unjuk Kekuatan ke Korut, AS Terbangkan Bomber Berkemampuan Nuklir

0
86

Amerika Serikat menerbangkan sejumlah bomber berkemampuan nuklir ke Semenanjung Korea, Jumat (30/6) dalam unjuk kekuatan terbarunya melawan Korea Utara, beberapa hari setelah Korea Utara menggelar demonstrasi anti-AS secara besar-besaran di ibu kotanya.

Pesawat-pesawat pengebom B-52 yang memiliki jangkauan jarak jauh mengambil bagian dalam latihan udara bersama dengan jet-jet tempur AS dan Korea Selatan lainnya di semenanjung itu, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataannya.

Penerbangan pesawat-pesawat itu adalah yang terbaru dari serangkaian pengerahan sementara aset strategis AS di Korea Selatan sebagai tanggapan atas upaya Korea Utara dalam memperluas persenjataan nuklirnya.

Dua minggu lalu, AS mengerahkan sebuah kapal selam bertenaga nuklir yang mampu membawa sekitar 150 rudal Tomahawk ke perairan Korea Selatan untuk pertama kalinya dalam enam tahun.

Kedatangan USS Michigan itu terjadi sehari setelah Korea Utara melanjutkan uji coba rudal untuk memprotes latihan AS-Korea Selatan sebelumnya yang dipandang sebagai latihan invasi.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan penerbangan B-52 meningkatkan visibilitas aset strategis AS di semenanjung itu.

Kementerian itu mengatakan bahwa sekutu telah menunjukkan tekad kuat mereka untuk memperkuat postur pertahanan gabungan dan akan melanjutkan latihan bersama yang melibatkan pesawat-pesawat pengebom strategis AS itu.

Pada hari Minggu, lebih dari 120.000 warga Korea Utara berpartisipasi dalam demonstrasi massal di Pyongyang untuk memperingati 73 tahun Perang Korea.

Selama aksi unjuk rasa, banyak pejabat dan warga menyampaikan pidato yang isinya bersumpah akan melakukan “balas dendam tanpa ampun” terhadap Amerika Serikat atas perang itu sambil menuduh AS merencanakan invasi ke Korea Utara.

Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, sehingga membuat semenanjung itu secara teknis dalam keadaan perang.

AS menempatkan sekitar 28.000 tentara di Korea Selatan sebagai pencegahan terhadap potensi agresi oleh Korea Utara.