Para juru runding Uni Eropa mengatakan perundingan internasional yang dimulai lagi Sabtu (12/6) mengenai perjanjian nuklir Iran, diperkirakan akan bisa menghidupkan lagi perjanjian itu.
Perjanjian tersebut sebelumnya gagal setelah AS mundur pada 2018.
Para diplomat senior dari China, Jerman, Perancis, Rusia dan Inggris mengakhiri pertemuan 90 menit dengan wakil-wakil dari Iran di sebuah hotel di ibu kota Austria.
“Kami mencapai kemajuan, tapi perundingan berlangsung intensif dan beberapa isu masih belum terpecahkan, termasuk bagaimana langkah-langkah akan diimplementasikan,” kata perwakilan Uni Eropa, Alain Matton, kepada para wartawan di Wina.
AS bukan bagian resmi dari pertemuan-pertemuan yang diluncurkan di Wina awal tahun ini.
Namun, pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengisyaratkan kesediaan untuk bergabung lagi berdasarkan aturan yang akan memungkinkan AS meringankan sanksi-sanksi terhadap Teheran, dan Iran kembali mematuhi pembatasan aktivitas nuklir yang terkandung dalam perjanjian 2015 itu.
“Uni Eropa akan terus berunding dengan semua peserta …
dan secara terpisah dengan AS untuk menemukan cara untuk meraih perjanjian akhir dalam beberapa hari mendatang,” kata Matton.
Para diplomat mengatakan faktor-faktor yang ikut memperumit perundingan termasuk menangani peningkatan kapabilitas pemrosesan nuklir Iran sejak AS mundur, serta pilpres di Iran pekan depan.