Ukraina pada Jumat (1/9) mengeklaim berhasil menembus garis pertahanan pertama pasukan Rusia di beberapa tempat, meski kemudian menghadapi posisi pertahanan Rusia yang dijaga lebih ketat.
Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar mengatakan bahwa dalam serangan balasan terhadap pasukan Rusia, tentara Ukraina mencapai kemajuan di wilayah Zaporizhzhia.
“Ada serangan di beberapa arah dan di wilayah tertentu.
Di beberapa tempat, di wilayah tertentu, garis pertama berhasil ditembus,” kata Maliar kepada televisi Ukraina.
Namun, pasukan Ukraina kini menghadapi benteng pertahanan besar Rusia, katanya.
“Angkatan bersenjata kami harus mengatasi banyak rintangan agar bisa maju,” kata Maliar.
Pertempuran sengit terjadi di desa-desa di sekitar Bakhmut di Ukraina timur, yang direbut pasukan Rusia pada Mei setelah pertempuran berbulan-bulan, kata Maliar.
Sulit untuk menentukan apakah ada kemajuan yang dicapai, katanya.
“Dalam satu hari, posisi kedua pihak bisa berubah beberapa kali,” lanjutnya.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan di Facebook bahwa pasukan Rusia tidak mencapai kemajuan di lima sektor berbeda di garis depan – dari Kupiansk di timur laut hingga berbagai wilayah Donetsk.
Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Amerika Serikat “mencatat selama sekitar 72 jam terakhir ada beberapa kemajuan penting yang dicapai Angkatan Bersenjata Ukraina …
di garis depan selatan di wilayah Zaporizhzhia”.
“Mereka telah mencapai beberapa keberhasilan melawan lini kedua pertahanan Rusia,” kata Kirby.
Dia menambahkan bahwa saat ini tergantung pada Ukraina untuk memanfaatkan keberhasilan tersebut.
Serangan balasan Ukraina belum berhasil merebut kembali satu pun wilayah permukiman besar, meski telah membebaskan lebih dari selusin desa kecil.
Pekan lalu, Ukraina merebut desa Robotyne, yang di belakangnya terdapat dataran tinggi yang diduduki Rusia, parit anti-tank besar, dan benteng beton yang dapat dilihat dari ruang angkasa.
Moskow sudah menyebut upaya Ukraina sebagai kegagalan.
Kiev mengatakan bahwa pihaknya bergerak perlahan untuk meminimalkan kerugian, dan bahwa tugas mereka lebih sulit karena tidak memiliki kekuatan udara yang dianggap remeh oleh sekutu Baratnya.
Kiev pekan ini berang atas laporan media yang mengutip pejabat AS anonim yang mengeluhkan lambatnya kemajuan yang dicapai Ukraina.
Beberapa pihak khawatir dukungan kuat negara-negara Barat akan mulai goyah karena cuaca yang lebih dingin dan basah kian menghambat kemajuan di medan perang akhir tahun ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy diperkirakan akan menghadiri pertemuan tahunan pemimpin dunia di PBB di New York bulan ini dan mengikuti pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai Ukraina, kata Duta Besar Albania untuk PBB Ferit Hoxha kepada wartawan pada Jumat.
Dalam sebuah wawancara di Kiev pada Jumat, penasihat senior presiden, Mykhailo Podolyak, mengatakan kepada Reuters bahwa untuk saat ini setiap negosiasi dengan Rusia akan berarti “menyerah kalah” bagi Ukraina dan negara-negara demokrasi yang mendukungnya.
Dia mengatakan bahwa sekutu-sekutu Barat, yang telah menggelontorkan miliaran dolar persenjataan untuk membantu serangan balasan Ukraina, memahami bahwa tidak ada “kompromi” dengan Moskow dalam perang tersebut.