Minyak mentah mencatat penurunan sejak perdagangan Jumat pagi di sesi Asia, bahkan hingga memasuki perdagangan sesi eropa, harga minyak mentah juga masih belum menunjukkan kenaikan. Tetapi minyak mentah bersiap untuk membukukan kenaikan mingguan yang solid seiring berakhirnya minggu dan bulan.
Kenaikan minyak yang cukup konsisten pada pekan ini, tak lepas atas tumbuhnya permintaan akan bahan bakar yang lebih besar melebihi pasokan yang ada, sementara tingkat vaksinasi meredam dampak peningkatan penyebaran kasus COVID-19 secara global.
Baik Brent dan WTI berjangka keduanya siap mencatat kenaikan sekitar 2% untuk minggu ini, karena tanda-tanda pasokan minyak mentah yang ketat dan permintaan bahan bakar yang kuat di AS, sebagai konsumen minyak terbesar dunia. Data, baik dari American Petroleum Institute maupun Administrasi Informasi Energi AS laporkan pengurangan pasokan minyak mentah AS, dengan stok minyak mentah di Cushing pada level terendah sejak Januari 2020.
Investor tetap khawatir tentang meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di AS, Asia, dan sebagian Eropa yang melibatkan varian virus Delta. Namun, beberapa orang mengatakan kenaikan tingkat vaksinasi COVID-19 dapat membatasi perlunya tindakan pembatasan keras yang berkontribusi pada penurunan permintaan pada tahun 2020.
Konsumsi bensin dan produksi industri India juga mencatat rebound yang cepat menyusul lonjakan kasus COVID-19 di negara itu pada awal tahun 2021.
Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) akan mulai menaikkan pasokan bulanan sebesar 400.000 barel per hari mulai Agustus. Kenaikan akan berlanjut sampai semua produksi OPEC+ yang terhenti akibat COVID-19 dihidupkan kembali, dan diharapkan pasar akan dapat menyerap tambahan barel ini karena permintaan tumbuh hingga paruh kedua tahun 2021.
Minyak berjangka Brent turun 0,79% menjadi $74,51 setelah naik 1,75% pada hari Kamis. Sementara minyak mentah WTI berjangka turun 0,736 menjadi $73,06, mengurangi kenaikan 1,7%.