Turki Panggil Dubes AS pasca Biden Akui Genosida Warga Armenia

0
77

Turki mengatakan pihaknya memanggil Duta Besar Amerika di Ankara David Satterfield untuk menyampaikan kecaman keras terhadap pernyataan Presiden Joe Biden bahwa pembantaian ratusan ribu warga Armenia pada era Perang Dunia Pertama oleh Kekaisaran Ottoman merupakan genosida.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal mengatakan kepada Duta Besar Satterfield Sabtu malam (24/4) bahwa pernyataan Biden tidak memiliki dasar hukum dan bahwa Ankara “menolak pernyataan itu, menganggapnya tidak dapat diterima, dan mengutuk pernyataan itu dengan terminologi yang paling keras.” Pemerintah Turki mengatakan Amerika, sebagai sekutu NATO, telah menimbulkan “luka dalam hubungan, yang sulit dipulihkan.” Sebelumnya pada hari Sabtu, Biden menjadi presiden pertama di Amerika yang menyampaikan pengumuman tentang genosida sekitar 1,5 juta warga Armenia di tangan Kekaisaran Ottoman – yang merupakan pendahulu Turki modern – antara tahun 1915-1923.

Warga Armenia mengatakan mereka telah dengan sengaja menjadi sasaran pemusnahan massal lewat kelaparan, kerja paksa, deportasi, dan pembantaian langsung.

Turki menyangkal genosida atau rencana yang disengaja untuk memusnahkan warga Armenia.

Dikatakan bahwa banyak korban itu merupakan korban perang atau dibunuh oleh Rusia.

Turki juga mengatakan jumlah warga Armenia yang terbunuh jauh lebih sedikit dari angka 1,5 juta yang disampaikan Amerika.

Beberapa saat setelah Biden menyampaikan pernyataannya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mencuit “kata-kata tidak dapat mengubah atau menuliskan ulang sejarah.

Kami tidak akan mengambil pelajaran dari siapapun tentang sejarah kami.” Pernyataan Biden itu memenuhi salah satu janji kampanyenya dan disampaikan pada hari yang sama dengan Peringatan Genosida Warga Armenia yang diperingati di Armenia dan oleh diaspora Armenia di berbagai belahan dunia.

“Setiap tahun pada hari ini, kita mengenang nyawa mereka yang meninggal dalam genosida warga Armenia di era Ottoman dan menguatkan tekad kita untuk mencegah terulangnya kekejian semacam itu lagi,” ujar Biden dalam sebuah pernyataan.

Ditambahkannya,” warga Amerika menghormati semua warga Armenia yang tewas dalam genosida yang dimulai 106 tahun lalu pada tanggal ini.” Biden telah menelpon Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Jumat (23/4) tentang niatnya untuk mengumumkan soal genosida itu, meskipun Erdogan hingga kini belum menyampaikan pernyataan publik apapun tentang keputusan Biden itu.

Kedua pemimpin juga sepakat untuk melangsungkan pertemuan bilateral dalam KTT NATO di Brussels, Juni mendatang.