JAVAFX – Dolar kembali tertekan melemah pada hari Kamis setelah Presiden Donald Trump meningkatkan kemungkinan menunda pemilihan presiden bulan November dan dolar berada dijalur penurunan bulanan terburuk dalam satu decade karena peningkatan infeksi virus membuat ekonomi AS terbebani.
Komentar dari Trump membalikan upaya rebound dollar
Komentar dari Presiden Trump pada waktu sesi perdagangan New York membuat dolar berbalik tertekan turun, gagal mempertahankan laju rebound. Bahkan dolar Kembali cetak level lebih rendah dari sebelumnya.
“Segala upaya ketidakpastian di AS, apakah itu ekonomi atau politik, adalah alas an untuk menekan tombol jual (sell) untuk dolar AS”, kata Joe manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solution di Washington.
Indeks dolar berbalik menukik turun bahkan menembus dibawah level 93.000 pada hari Kamis. Pelemahan dolar membuat mata uang utama berbalik naik, kecuali dolar CAD yang melemah karena terseret harga minyak yang turun.
Greenback telah melemah dalam sebulan sejak penyebaran virus corona meningkat di seluruh negara bagian dan membebani perekonomian yang sedang mencoba pulih.
Data pada hari Kamis menunjukkan bahwa ekonomi AS mengalami kontraksi sebesar 32,9% pada kuartal kedua, laju paling curam sejak Depresi Hebat. Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja mengatakan klaim awal untuk tunjangan pengangguran berjumlah 1.434 juta dalam pekan yang berakhir 25 Juli.
Data PDB AS turun menjadi pemicu aksi jual jual dolar karena kekhawatiran kerusakan ekonomi akibat pandemic dipercaya masih berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
sumber cnbc.com