Trump dan Kampanyenya, Tanpa Bukti Tuding Penipuan Surat Suara

0
94

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Kamis (5/11), melalui cuitan yang tidak terbukti menuduh adanya penipuan dalam penghitungan suara.

Sementara sejumlah pendukung kampanyenya menyebar ke negara-negara bagian utama untuk mengajukan perkara hukum yang menantang integritas proses tersebut.

Presiden membayangi mantan wakil presiden Joe Biden dalam pemungutan suara populer di seluruh Amerika serta perolehan perwakilan suara dalam Electoral College, yang kemudian menentukan pemenang pemilu.

Dalam rangkaian cuitan ketika peluang kemenangan semakin tipis, Presiden AS yang berada di Gedung Putih pada siang hari, tanpa dasar menyatakan bahwa setiap suara yang masuk setelah hari pemilu 3 November “TIDAK AKAN DIHITUNG.” Twitter kemudian menandai pernyataan itu dengan catatan: “Beberapa atau semua konten yang dibagikan dalam cuitan ini disengketakan dan mungkin menyesatkan terkait pemilu atau proses sipil lainnya.” Di akun @realDonaldTrump miliknya, presiden AS itu juga menyatakan bahwa semua “negara bagian yang diklaim Biden baru-baru ini akan ditantang di pengadilan” atas dugaan penipuan surat suara dan penipuan pemilu di negara bagian.

Dalam cuitan itu Trump menegaskan adanya “banyak bukti” mengenai hal itu “ditemukan di media.” Sebelumnya Trump menuntut di Twitter diakhirinya penghitungan suara, yang dikendalikan oleh masing-masing negara bagian, bukan pemerintah federal.

Beberapa negara bagian memiliki undang-undang yang mengizinkan penghitungan surat suara yang datang terlambat jika diberi cap pos pada Hari Pemilu.