Trump Batalkan Konferensi Pers tentang Klaim Kecurangan Pemilu

0
123
President Donald Trump speaks in the Diplomatic Room of the White House on Nov. 26, 2020.

Mantan Presiden AS Donald Trump kini mengatakan dirinya tidak akan menggelar konferensi pers pekan depan untuk mengungkap apa yang ia klaim merupakan bukti baru terjadinya penipuan dalam pemilihan umum AS 2020 di negara bagian Georgia.

Pembatalan itu disebutnya sesuai saran pengacaranya.

Tidak ada bukti kuat terjadinya kecurangan pemilu berskala luas seperti tuduhan Trump yang muncul ke permukaan sejak pemilu 2,5 tahun lalu.

Pejabat Partai Republik di negara bagian itu, di mana kekalahan Trump dari Presiden Joe Biden telah dikonfirmasi melalui tiga kali penghitungan ulang, telah lama mengatakan ia kalah secara sah.

“Daripada merilis Laporan tentang Pemilihan Presiden 2020 di Georgia yang Dicurangi dan Dicuri pada hari Senin, pengacara saya, saya yakin, lebih suka menyerahkan bukti Penipuan & Penyimpangan Pemilu yang Tak Terbantahkan & Luar Biasa sebagai pengajuan hukum resmi seiring perjuangan kami untuk menolak Dakwaan yang memalukan ini,” tulis Trump di situs media sosialnya pada Kamis (17/8) malam.

Ia menambahkan, “Oleh karena itu, tidak perlu lagi ada Konferensi Pers!” Trump mengumumkan rencana konferensi pers itu beberapa jam setelah dewan juri di Georgia memilih untuk mendakwa ia dan 18 orang lainnya atas tuduhan persekongkolan untuk membalikkan hasil pemilu AS 2020 secara tidak sah dan menghentikan peralihan kekuasaan secara damai.

Ia sebelumnya mengatakan, ia akan menggunakan “Konferensi Pers besar” di klub golf Bedminster, New Jersey hari Senin (21/8) mendatang untuk merilis apa yang ia klaim merupakan sebuah laporan yang “hampir selesai.” Ia juga menambahkan, “Berdasarkan hasil dari Laporan PENUTUP ini, semua dakwaan terhadap saya dan lainnya harus dicabut – Akan ada PEMBEBASAN DAKWAAN sepenuhnya!” Pejabat pemilu federal dan negara bagian, serta jaksa agung federal pilihan Trump sendiri, telah menyatakan bahwa tidak ada bukti kuat bahwa pemilu tahun 2020 itu tidak sah.

Tuduhan penipuan dalam pemilu yang dilayangkan sang mantan presiden pun ditolak mentah-mentah oleh berbagai pengadilan, termasuk oleh para hakim yang ditunjuk Trump.

Di Georgia, negara bagian yang menjadi pusat dakwaan terbarunya, penghitungan ulang surat suara dilakukan sebanyak tiga kali setelah pemilu dan hasil setiap penghitungan mengonfirmasi kekalahan Trump dari Biden.

Para penasihat Trump sendiri telah sejak lama mendesaknya agar tidak terlalu sering mengumbar keluhannya tentang pemilu 2020 dan lebih fokus pada rencananya untuk masa depan.

Trump juga telah diperingatkan untuk memerhatikan komentarnya di muka umum.

Hakim federal yang mengawasi kasus persekongkolan pemilu yang menyeretnya di Washington pekan lalu memperingatkan Trump bahwa terdapat batasan akan hal-hal yang dapat ia katakan di muka umum terkait bukti dalam penyelidikan kasusnya selama ia berkampanye ke depan.

Hakim itu juga mengatakan, semakin banyak pernyataan “hasutan” yang dibuat tentang kasus tersebut, semakin besar urgensinya untuk mempercepat persidangan demi mencegah terjadinya intimidasi terhadap saksi maupun kontaminasi calon juri.

“Saya akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga integritas kasus ini,” ungkapnya.

Klaim kecurangan pemilu di Georgia yang terus Trump umbar memancing kritik dari gubernur negara bagian itu, yang seorang anggota Partai Republik, Brian Kemp.

Kemp sendiri merupakan salah satu pejabat yang dilobi Trump sebagai bagian dari upayanya untuk membatalkan kekalahannya di negara bagian itu.

Georgia adalah negara bagian yang penting bagi Trump kala itu, karena dapat membantu penentuan hasil akhir pilpres.

“Pemilu 2020 di Georgia tidak dicuri.

Selama hampir tiga tahun terakhir, tidak ada satu pun orang yang memiliki bukti penipuan yang maju untuk disumpah dan membuktikannya di pengadilan,” tulis Kemp di X, platform media sosial yang sebelumnya disebut Twitter.

Mantan Wakil Presiden Mike Pence, yang Trump coba tekan agar mau membalikkan hasil pemilu secara sepihak dan kini justru menjadi pesaing Trump sebagai bakal capres dari Partai Republik, juga menyampaikan hal serupa.

“Pemilu di Georgia tidak dicuri dan saya tidak berhak membalikkan hasil pemilu pada 6 Januari (2021),” katanya pekan ini.