Presiden AS Donald Trump akan menerima PM Irak Mustafa al-Kadhimi untuk melakukan pembicaraan pada hari Kamis, yang menurut Gedung Putih akan berfokus pada stabilitas dan keamanan Irak serta peningkatan ekonomi negara itu.
“Karena kita berupaya menuju kemakmuran ekonomi serta kebebasan dari campur tangan asing dalam urusan internalnya, hubungan yang membaik dengan negara-negara tetangga juga merupakan bagian penting dari pembicaraan,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS menjelang pertemuan.
AS memiliki sekitar 5.000 tentara di Irak yang ditugaskan untuk operasi kontraterorisme dan melatih pasukan keamanan Irak.
Seorang pejabat senior mengatakan “tidak ada jadwal yang ketat dan segera” bagi pengurangan lebih jauh kehadiran militer AS, tetapi isu itu akan “menjadi bagian dari pembahasan, sementara kami mengevaluasi persyaratan keamanan Irak dan apa yang menurut AS dapat dilakukan.” Menurut Gedung Putih, topik lain dalam agenda adalah kawasan Kurdistan Irak yang oleh seorang pejabat pemerintah disebut sebagai “komponen penting dari Irak yang stabil dan berdaulat.” Al-Kadhimi mulai menjabat pada Mei lalu, pada waktu hubungan AS- Irak menegang.
Empat bulan sebelum al-Khadimi menjabat, serangan drone di dekat bandara Baghdad menewaskan pemimpin milisi terkemuka Irak Abu Mahdi al-Muhandis dan jenderal Iran Qassem Soleimani, mendorong para legislator Syiah meminta pasukan AS agar meninggalkan Irak.
Sebelum pertemuan hari Kamis di Gedung Putih, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo hari Rabu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein untuk mengadakan pembicaraan mengenai isu-isu diplomatik, hubungan budaya, keamanan, energi, dan pendidikan.