Moving Average bukan hanya memiliki sejumlah kegunaan dalam analisa teknikal tetapi juga sangat dapat membantu sebagai filter tren saat menganalisis perdagangan. Artikel ini menyentuh konsep Moving Average dan melihat secara mendalam penggunaan indikator untuk mengidentifikasi lingkungan tren yang kuat.
Mengidentifikasi Tren Terbaru
Seringkali terjadi keadaan yang tidak pasti yang mengikuti segera setelah pola bottoming atau topping, di mana harga mulai diperdagangkan ke arah yang berlawanan. Hal ini dapat menyebabkan banyak kebingungan di benak para trader karena belum jelas apakah ini adalah awal dari tren baru atau harga hanya mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkan arah tren sebelumnya. Di sinilah Moving Average dapat memberikan beberapa bantuan.
Konten dan konsep yang dijelaskan di bawah ini berlaku untuk perdagangan panjang dan pendek.
Perhatikan grafik EUR/USD di bawah ini. Tidak jelas apakah ini adalah tahap awal dari tren baru atau aksi harga yang tidak konsisten yang dapat mengakibatkan pergerakan lebih rendah yang berkelanjutan.
Untuk mendapatkan ide tren yang lebih baik, trader dapat memasukkan Simple Moving Average 200 hari, juga dikenal sebagai DMA 200. DMA 200 secara luas dianggap sebagai filter tren yang kuat karena mengambil sejumlah besar data (titik harga) ke dalam perhitungannya.
DMA 200 adalah sebuah Simple Moving Average (SMA) tetapi trader yang ingin memberikan kepentingan yang lebih besar pada aksi harga baru-baru ini bisa saja lebih condong ke Exponential Moving Average (EMA).
Cari tahu perbedaan antara SMA dan EMA untuk menemukan mana yang lebih sesuai dengan gaya trading Anda.
DMA 200 harus dianggap sebagai filter tren dan bukan sinyal masuk. Oleh karena itu, hanya ketika harga bergerak di atas DMA 200, entri potensial harus dipertimbangkan. Contoh di bawah menyoroti konsep ini karena harga bergerak di atas DMA 200 pada beberapa kesempatan sebelum turun lebih rendah.
Kriteria masuk cenderung bervariasi di antara para trader karena ini tergantung pada preferensi masing-masing trader. Dalam contoh ini, bias bullish terbentuk melalui perdagangan harga di atas DMA 200 (filter tren) dengan dukungan rebound (DMA 200), diikuti oleh pergerakan di atas swing high baru-baru ini.
Oleh karena itu, cari harga di atas DMA 200 untuk merasakan tren dan kemudian gunakan analisa teknikal untuk melihat level entri potensial. Terakhir, trader harus tetap mengadopsi teknik manajemen risiko yang baik dan menerapkan rasio risiko-profit yang positif.
Mempertahankan Posisi Menggunakan DMA 200
Setelah tren dikonfirmasi, penting untuk mengelola perdagangan seiring berjalannya waktu. Idealnya, trader berusaha untuk tetap dalam perdagangan selama tren berlanjut. Oleh karena itu, kejelasan lebih lanjut diperlukan untuk mengukur apakah tren masih utuh, atau jika potensi pembalikan sedang berlangsung.
DMA 200 dapat digunakan sebagai ‘dukungan dinamis’ selama tren naik. Tren tetap berlaku selama harga terus diperdagangkan di atas DMA 200.
Pergerakan di bawah DMA 200 bisa menandakan bahwa tren melambat atau bahkan berbalik arah. Pada tahap ini trader dapat mempertimbangkan kemungkinan keluar jika batas belum dipicu.
Pro Dan Kontra Menggunakan MA Saat Trend Trading
Seperti semua indikator, ada kondisi ketika Moving Average berkembang dan yang lainnya tidak begitu berguna. Tabel di bawah ini merangkum pro dan kontra menggunakan Moving Average saat perdagangan tren:
Pro | Kontra |
Fleksibel (MA yang lebih responsif dapat dibuat dengan mengurangi jumlah hari/periode yang diamati) | Indikator Lagging (umumnya ada periode jeda antara pergerakan awal yang kuat dan periode di mana harga diperdagangkan di atas DMA 200) |
Kumpulan data besar (pertimbangkan 200 poin harga) | Pasar yang volatil atau berkisar (sinyal tidak sesuai untuk pasar yang tidak tren |
Mudah diinterpretasi |