JAVAFX – Titik beli emas masih tampak pasca NFP dan sepertinya masih ingin menjauhi level terendahnya lagi pada perdagangan hari ini di mana dorongan beli bisa muncul di emas ketika investor melihat peluang data NFP yang kurang nyaman di hati akan mendongkrak keinginan beli emas demi melindungi aset-asetnya.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan akhir pekan kemarin, kondisi greenback mengalami tekanannya dari emas, sehingga hal ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $2,00 atau 0,15% di level $1314,70 per troy ounce. Dalam perdagangan sepekan lalu, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,7%.
Secara keseluruhan, nilai emas di perdagangan pekan lalu masih negatif dalam 3 pekan berturut-turut, di mana investor menaikkan pertaruhannya dengan mengoleksi aset berlatar belakang dolar AS pada saat the Fed memulai pertemuan suku bunga selama 2 harinya di pekan lalu. Dan ketika itu the Fed memutuskan tidak merubah kebijakannya sama sekali, sehingga sisi beli emas masih muncul lagi di perdagangan akhir pekan, di mana investor paham arah kebijakan the Fed yang tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunganya lagi sangat didukung oleh hasil data NFP yang masih dibawah perkiraan investor.
Memang masih berat perjuangan bagi bangkitnya emas tersebut, karena investor masih sangat yakin memegang dolar AS di akhir pekan lalu dan masalah masih tingginya yield obligasi t-Bills 10 tahun yang terus merapat di level tertinggi 4 tahunnya, membuat emas memang tidak bisa menguat tajam dslam beberapa hari perdagangan lalu. Diperkirakan pada sesi pagi hingga siang, peluang beli emas masih tampak tipis-tipis terjadinya karena fokus pasar akan ke sektor ekuitas terlebih dahulu pasca kenaikan indeks saham AS yang bisa berimbas ke pasar Asia dan Australia pagi hingga siang ini.
Investor emas hanya bisa berharap dari potensi buyback emas di saat harga rendah, namun tetap was-was terhadap keinginan the Fed yang bisa menaikkan suku bunganya dengan mudah. Seperti kita ketahui bahwa beberapa data ekonomi AS yang membaik telah mendorong laju pertumbuhan ekonomi AS, sekaligus akan mendorong laju inflasinya sehingga untyk meredam panasnya ekonomi, tentu keinginan the Fed harus menaikkan suku bunganya akan cepat terjadi, dan emas bila mendengar kenaikan suku bunga bisa terkoreksi tentunya.
Di sisi lain bisa saja terjadi dimana harapan penguatan emas juga ada ketika pembahasan perjanjian perdagangan AS dengan China masih belum menemukan titik temunya sehingga situasi perang dagang yang bisa muncul sewaktu-waktu akan membuat emas menjadi safe haven lagi.
-
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Reuters