Komite teknis bersama Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu produsennya dilaporkan memperkirakan surplus pasokan 400.000 barel per hari untuk 2022, demikian menurut Commerzbank, mengutip laporan Reuters pada hari Jumat (02/09/2022). Kelebihan pasokan sebelumnya diperkirakan naik 500.000 bph. Komite juga memperkirakan defisit pasokan sebesar 300.000 bph pada tahun 2023, koreksi penurunan lain yang cukup besar karena perkiraan sebelumnya adalah surplus pasokan sebesar 900.000 bph, menurut catatan bank tersebut.
Dilakukan penyesuaian terkait dengan asumsi yang lebih rendah tentang pasokan minyak, dengan komite memperhitungkan volume produksi yang lebih rendah dari beberapa negara OPEC, kata Commerzbank. Penilaian pasar yang lebih ketat ini tidak memberikan ruang untuk pengurangan produksi yang baru-baru ini disebutkan oleh Arab Saudi, jelas mereka.
OPEC+, demikian mereka disebut, perlu tetap bersatu untuk mempertahankan tingkat harga yang tinggi pada saat hambatan ekonomi makro mengancam untuk menggagalkan pertumbuhan permintaan, menurut Pusat SIPA dari Universitas Columbia tentang Kebijakan Energi Global (GCEP) di hari Kamis.
Hubungan antara Rusia dan OPEC+ lainnya kemungkinan akan diprioritaskan karena sangat penting untuk kohesi kelompok, kata CGEP. Pada sisi negatifnya, jika pertumbuhan permintaan mulai melemah dan volatilitas pasar tetap ada, menjaga kesatuan dalam grup akan menjadi tujuan strategis utama, jelas CGEP.
Tetapi pada sisi positifnya, jika pertumbuhan permintaan tetap kuat, fokus akan kembali ke kapasitas produksi dan grup harus melihat bagaimana ia dapat mengkomunikasikan ketidakmampuannya untuk meningkatkan output sambil mempertahankan kredibilitas target produksinya, ujar CGEP. Untuk menjaga kredibilitas grup meskipun anggota tidak dapat memenuhi target produksi, OPEC+ kemungkinan akan menolak menaikkan target ini secara signifikan bahkan jika pasar menuntut lebih banyak barel, pungkas CGEP.