Timur Tengah saat ini tengah bergolak. Libanon, Libya, Irak, Iran dan Aljazair mengalami demo besar-besaran yang berujung kerusuhan dan memakan banyak korban. Hal ini di picu karena masalah ekonomi, pengangguran dan masalah korupsi. Hal ini di khawatirkan akan menyebabkan terjadinya kembali peristiwa Arab Spring jilid dua seperti yang terjadi sepuluh tahun lalu yang telah menyebabkan kehancuran hingga saat ini terhadap Syria dan Libya yang masih porak poranda di landa perang saudara.
Arab Spring adalah kondisi runtuhnya atau melemahnya beberapa pemerintahan di kawasan Timur Tengah sebagai akibat demo besar-besaran yang berujung kerusuhan. Arab Spring di mulai pada tanggal 17 Desember 2010 di Tunisia ketika seorang mahasiswa S1, bernama Bouzazi, yang tidak mendapat pekerjaan dan terpaksa berjualan sayuran, memprotes polisi yang menyita barang dagangannya dengan membakar dirinya dan akhirnya tewas di rumah sakit pada tanggal 4 Januari 2011. Hal ini menimbulkan gelombang protes besar-besaran yang berujung pada kerusuhan pada tanggal 19 Desember 2010 hingga tanggal 27 Januari 2011. Aksi ini akhirnya merambat ke seluruh Tunisia dan Negara tetangga seperti Mesir, Aljazair, Yaman, Yordania, Suriah, Maroko, Bahrain dan Libya. Sampai saat ini, Suriah, Libya dan Yaman belum berhenti dari perang saudara.
Kekhawatiran akan terjadinya Arab Spring jilid dua telah membuat harga minyak dunia dan Safe Havens Gold dan Yen Jepang mengalami kenaikan sedangkan beberapa mata uang lainnya melemah. Gold di prediksi dapat terus menguat menuju level 1588.00 pada bolinger atas 20 daily, Oil di prediksi dapat terus menguat menuju level 60.22 pada bolinger tengah 20 daily,