Tiga Sentimen Yang Mempengaruhi Perdagangan Emas Di Sisa Tahun 2019

0
311
Piece in form of UK borders torn out from the flag of the European Union. United Kingdom withdrawal from the European Union. Brexit concept

Di awal hingga pertengahan tahun 2019 ini perekonomian masih mengalami berbagai tekanan akibat perlambatan ekonomi global akibat lesunya perekonomian sebagai akibat dari :

  • Kenaikan suku bunga Amerika secara bertahap sepanjang tahun 2018 sebanyak empat kali dari kisaran bunga 1.25%-1.50% di bulan Maret 2018 sampai akhirnya mencapai kisaran bunga 2.25%-2.50% di bulan desember 2018 membuat aliran investasi mengalir dari berbagai negara masuk ke Amerika dan membuat Dolar AS terus menguat terhadap berbagai mata uang dunia. Para pelaku pasar bahkan Presiden AS, Donald Trump berharap dan terus mendesak agar The Fed melakukan pemotongan suku bunga untuk menstimulus perekonomian Amerika dan global.
  • Kondisi Brexit juga terus mengalami pasang surut di mana perjanjian Brexit yang telah disepakati oleh pemerintahan Theressa May dengan Uni Eropa di tolak beberapa kali oleh Parlemen Inggris sampai akhirnya Uni Eropa setuju untuk memperpanjang masa keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang seharusnya di akhir Maret 2019 menjadi di akhir Oktober 2019. Sejak perpanjangan tersebut, bahkan akhirnya terjadi penggantian pemerintahan dari Theressa May ke Boris Johnson, Inggris masih terancam keluar dari Inggris tanpa kesepakatan. Hal ini telah membuat GBPUSD terus melemah sejak Maret 2019 dari level 1.3380 ke level 1.2078 pada awal bulan Agustus ini.
  • Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina juga turun menyumbang sentiment negatif terhadap perekonomian global. Perang dagang antar kedua negara membuat terjadinya perlambatan ekonomi di kedua negara yang ekonominya terbesar di dunia. Otomatis hal ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian negara-negara lainnya terutama negara berkembang yang masih banyak bergantung ekonominya kepada kedua negara tersebut sehingga perang dagang ini turun menyumbang pada perlambatan ekonomi global.

Bagaimana pengaruh ketiga sentiment ini terhadap perkembangan harga Emas di sisa tahun 2019 ini ?

  • Pada Kamis dini hari, tanggal 01 Agustus 2019 ini, akhirnya The Fed melakukan pemangkasan suku bunga sebanyak 25 Bps, dari suku bunga 2.25%-2.50% menjadi 2.00%-2.25%. Para pelaku pasar sempat menyambut gembira pemotongan suku bunga ini, namun kembali kecewa karena pernyataan Powell yang mengatakan bahwa pemotongan suku bunga ini hanya penyesuaian saja dan belum ada rencana untuk pemotongan suku bunga dalam jangka panjang ini.

 

  • Terkait Brexit, Boris Johnson mengatakan bahwa Inggris telah menyiapkan dana yang cukup besar untuk mempersiapkan keluarnya Inggris dari Uni Eropa di akhir Oktober nanti, walau tanpa kompensasi (No-Deal Brexit). Hal ini di persoalkan oleh Skotlandia dan Iralndia Utara yang mempersoalkan status mereka yang memilih bertahan di Uni Eropa, saat terjadinya No-Deal Brexit. Mereka menganggap bahwa situasi No-Deal Brexit tidak saja berbahaya bagi Skotlandia dan Irlandia Utara tapi juga bagi keseluruhan Britania Raya atau Inggris Raya. Akibat situasi ini, Skotlandia berencana untuk mengadakan Referendum kedua mengenai kemerdekaan Skotlandia dari Inggris Raya.
  • Trump di awal Agustus ini kembali membuat geger perekonomian global dengan pernyataannya yang akan kembali mengenakan tariff sebesar US$300 Milyar terhadap barang Cina yang belum di kenakan tarif dalam perang dagang sebelumnya. Hal ini membuat bursa-bursa saham dunia dan mata uang berjatuhan termasuk Dolar AS dan memicu permintaan Save Havens Emas.

Ketiga hal ini masih menjadi momok bagi perekonomian dunia dan di prediksi akan memicu para investor untuk beralih ke Save Havens Emas di sisa tahun 2019 ini. Dengan kata lain, Emas akan terus mengalami kenaikan. Hingga akhir 2019 ini Emas di prediksi akan terus alami kenaikan menuju resisten dua bulanan di level 1486.94 jika kuat menembus level 1455.00-1460.00 di atas resisten satu bulanan. Koreksi turun Emas di prediksi sebatas pivot bulanan di level 1420.30.