JAVAFX – Harga emas berjangka berakhir di perdagangan hari Senin (06/07/2020) pada posisi tertinggi dalam hampir satu minggu. Kenaikan harga didukung oleh melemahnya dolar Amerika Serikat. Indek Dolar turun 0,5% , memberikan landasan pacu emas naik lebih tinggi ditengah penguatan bursa saham global.
Aksi risk on muncul lebih banyak hari ini, ada kemungkinan bahwa langkah emas bisa terhambat kenaikannya. Disisi lain, melemahnya Dolar AS di tengah reli yang terjadi secara luas dalam ekuitas yang telah dikaitkan dengan lonjakan pasar Cina.
Media pemerintah Beijing menerbitkan editorial di halaman depan yang mendorong investor untuk membeli saham untuk mendukung pasar domestik. Meski demikian investor masih bergulat dengan penghitungan pendakian kasus COVID-19 baru di AS, terkonsentrasi di sejumlah negara bagian termasuk Arizona dan Florida.
Harga emas batangan memang biasanya tidak melonjak karena kerusuhan sosial atau perselisihan geopolitik. Tetapi jika tekanan itu menambah krisis keuangan atau kemerosotan ekonomi, harga emas bisa naik lebih tinggi.
Harga emas untuk kontrak bulan Agustus naik $ 3,50, atau 0,2%, menjadi menetap di $ 1,793.50 per ons. Ini merupakan penyelesaian tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 30 Juni, ketika harga berakhir di atas $ 1.800 untuk pertama kalinya sejak September 2011. Harga pada hari Kamis berakhir 0,5% lebih tinggi untuk perdagangan sepekan yang disingkat akibat adanya hari libur, menurut data FactSet.
Ada beberapa potensi tekanan pada emas setelah kenaikan sebelumnya ke harga $ 1.799 tak lama setelah data ekonomi yang dirilis hari Senin. Laporan ini menunjukkan bahwa indeks Institute for Supply Management (ISM) bagi perusahaan non-manufaktur melonjak menjadi 57,1% pada Juni dari 45,4% pada Mei. Itu menandai kenaikan tunggal terbesar sejak survei ini dibuat pada tahun 1997. Namun, pertumbuhan tampak sangat kuat karena terjadi setelah beberapa bulan aktivitas yang sangat rendah.
Memang sulit untuk melihat apa yang menghentikan emas mencapai ketinggian baru dari sini. Gerak ayunan minggu lalu menuju level 2011 di A.S. ketentuan dolar dekat $ 1.800 per ounce menarik banyak minat baru, menumpuk di atas permintaan berat Januari-Juni. Adanya kekhawatiran akan kehilangan bisa memacu lonjakan dramatis dalam emas jika berita ekonomi, kesehatan dan politik terus menjadi gelap.
Kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19 telah mendorong defisit anggaran pemerintah dan inflasi mencapai rekor, dimana bank sentral mencoba mengimbanginya. Sementara perebutan kekuasaan China di Hong Kong menjadi ketegangan geo-politik yang mengkhawatirkan ditengah rencana Pemilu AS di bulan November. Belum lagi masalah BREXIT yang menjulang sekarang terpanggang di kerak untuk Desember.