Presiden Joko Widodo tiba di Pangkalan Udara Joint Based Andrews di Maryland, tidak jauh dari Washington DC, Minggu (12/11) sore waktu setempat.
Dalam kunjungan ini, Jokowi tidak didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Jokowi dijadwalkan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih pada Senin (13/11) untuk membahas sejumlah isu yang menjadi kepentingan kedua negara.
Sebelum ke AS, Jokowi menghadiri pertemuan darurat gabungan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Kota Riyadh, Arab Saudi.
Dalam pidatonya di sana, Jokowi mengaku akan menyampaikan hasil pertemuan tersebut kepada Biden di Gedung Putih.
Pertemuan itu menuntut gencatan senjata segera di Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa syarat ke wilayah tersebut.
Pertemuan itu berlangsung di tengah berlanjutnya perang Israel-Hamas, yang terus memakan korban jiwa.
Indonesia dan Amerika Serikat memiliki sikap yang saling bertolak belakang terhadap konflik tersebut.
Indonesia konsisten mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, sedangkan AS menjadi sekutu dekat Israel.
Selain isu Israel-Hamas, Indonesia dan AS juga akan menjajaki prospek perjanjian pasokan nikel.
Indonesia menginginkan akses pasar AS, yang bisa diperoleh apabila Jakarta memiliki perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dengan Washington.
Meski belum secara resmi memulai negosiasi, Indonesia terus mendorong terwujudnya perjanjian perdagangan bebas terbatas (limited FTA), seperti yang dijalin AS dengan Jepang.
Saat ini, Indonesia, yang memproduksi dan memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, menerima banyak investasi dari China di sektor mineral kritis tersebut.
Di samping nikel, Jokowi dan Biden juga akan membahas peningkatan status kemitraan Indonesia dan AS, dari mitra strategis (strategic partnership) menjadi mitra strategis komprehensif (strategic comprehensive partnership), yang diharapkan dapat meningkatkan hubungan dagang dan ekonomi kedua negara.
Hal itu sebagiannya dilakukan untuk meredam pengaruh China di kawasan Indo-Pasifik, khususnya Indonesia yang secara ekonomi lebih dekat ke China.
Sebagai informasi, Indonesia menjadi negara kedua setelah Pakistan yang menerima investasi China paling besar dalam Proyek Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI).
Di Washington DC, Presiden Jokowi juga dijadwalkan akan berbicara di Universitas Georgetown sebelum bertolak ke San Francisco, California, untuk menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).