The Fed telah memangkas suku bunganya pada awal Agustus (31 Juli waktu AS) lalu sebesar 25 Bps dari 2.50% menjadi 2.25% sesuai ekspektasi pasar, namun Ketua The Fed mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk pemangkasan kembali suku bunga. Namun masih kuat desakan para pelaku pasar termasuk Trump agar The Fed memotong kembali suku bunganya di tengah ancaman menurunnya perekonomian global akibat ancaman perang dagang yang dapat meluas menjadi perang dagang dan adanya ancaman krisis ekonomi di masa datang yang terlihat dari munculnya inversi imbal hasil (Inverted Yield) di mana yield obligasi AS dua tahun lebih tinggi dari Yield Obligasi AS 10 tahun.
Fokus utama pasar kali ini adalah rilis notulen rapat kebijakan moneter bulan Juli (01 Agustus WIB) saat memangkas suku bunga AS 25 bps. Pelaku pasar ingin mengetahui suasana perdebatan rapat tersebut walaupun Ketua The Fed, Jerome Powell tidak terlalu mendukung Dovish. Jika para pejabat The Fed lainnya terlihat lebih mendukung pemangkasan suku bunga di bandingkan ketuanya, maka pemangkasan suku bunga secara agersif semakin terbuka.
Berdasarkan Fed Watch milik CME Group, The Fed di prediksi akan memangkas suku bunganya pada pertengahan September ini sebesar 25 bps menjadi 1.75%-2.00%. Probabilitas kemungkinan pemangkasan suku bunga ini sebesar 98.1%. Bahkan jika di lihat dari Fed Watch mengenai suku bunga The Fed di bulan Desember, probabilitas suku bunga The Fed berada di level 1.25%-1.5% sebesar 50.4% dan merupakan probabilitas yang tertinggi. Ini berart pelaku pasar melihat bahwa The Fed akan memangkas suku bunganya tiga kali lagi tahun ini masing-masing 25 bps. Di perkirakan pemotongan suku bunga akan terjadi di bulan September, Oktober dan Desember. Hari Jumat ini, Jerome Powell akan menyampaikan pidatonya di acara symposium Jackson Hole yang di hadiri komunitas bank Sentral. Pidatonya akan jadi perhatian besar karena akan memberi gambaran apakah The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga secara agresif atau tidak. Ekspektasi pasar atas pertemuan ini adalah sangat dovish di mana para pelaku pasar berharap adanya pemangkasan suku bunga yang agresif oleh The Fed dan adanya pelonggaran moneter global.
Bagaimana peluang Emas ?
Bila ada kepastian adanya pemotongan suku bunga secara agresif oleh The Fed dan adanya pelonggaran moneter global, maka Dolar AS dapat melemah terhadap Emas sehingga nilai Emas akan kembali menguat. Namun bila isu positif ini lebih banyak di respon oleh pasar untuk kembali ke Risk Aversion, maka bursa-bursa saham bisa melonjak dan dapat memicu aksi lepas safe Havens Dolar AS, Emas dan Yen sehingga nilai Emas pun dapat merosot seperti Dolar AS. Berdasarkan time frame mingguan, Emas di prediksi masih akan melanjutkan koreksi turunnya pada minggu ini menuju support satu di level 1484.04. Jika level 1480.00 dapat di tembus maka pelemahan Emas di prediksi dapat berlanjut menuju level 1454.29 pada support dua sedangkan bila Emas tidak dapat menembus level 1480.00, maka Emas di prediksi akan kembali naik menuju level 1539.17 pada resisten satu.