JAVAFX – Tekanan jual terhadap minyak belum berakhir pada perdagangan sore hari ini dimana ada unsur aksi ambil untung sejenak yang terjadi karena investor khawatir bahwa data persediaan minyak AS akan meningkat lagi.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Maret di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,39 atau 0,60% di level $64,11 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Maret di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,44 atau 0,64% di harga $68,58 per barel.
Persediaan minyak AS selama 10 pekan telah mengalami penurunannya sehingga investor minyak sedang khawatir jika rilis data yang akan terjadi nanti malam versi pemerintah bisa mengalami kenaikan. Ini terbukti dari data persediaan minyak versi API bahwa persediaan minyak mentah telah mengalami kenaikan sebesar 3,229 juta barel, minyak bensin persediaannya naik 2,692 juta barel serta minyak pemanas dan solar naik 4,096 juta barel.
Telah 2 pekan ini API selalu melaporkan kondisi persediaan minyak mentah yang naik, sedangkan versi EIA pekan lalu masih menyatakan terjadinya penurunan. EIA baru nanti malam melaporkannya dengan perkiraan kami bahwa data tersebut mengalami kenaikan berdasarkan Baker Hughes yang menyatakan telah mengaktifkan 12 kilang pengeboran minyaknya kembali
Pelemahan juga disebabkan dasar laporan dari Baker Hughes di pekan lalu yang mengaktifkan kembali 12 lokasi pengeboran minyak sehingga total menjadi 759 rig yang aktif kembali. Produksi minyak AS tersebut sungguh mengkhawatirkan banyak pihak termasuk Arab Saudi dan Rusia di mana produksi AS makin mendekati produksi minyak Rusia yang mencapai 10,98 juta bph di tahun lalu.
Sejauh ini harga minyak sudah naik hampir 60% sejak pertengahan tahun lalu, namun produksi minyak AS sendiri juga telah naik sekitar 17% sejak pertengahan 2016. EIA juga menyebut bahwa produksi minyak AS juga mengalami kenaikan 128 ribu bph menjadi total 9,878 juta bph, mendekati rekor tertinggi produksi minyak serpih dalam sejarah AS pada tahun 1970 sebesar 10,04 juta bph.
Hal lain yang memperberat usaha OPEC dan Rusia dalam rangka pembatasan pasokan minyak dunia adalah produksi minyak Kanada dengan total produksi sekarang sekitar 4,2 juta bph dan kemungkinan akan mengalami kenaikan 335 ribu bph di tahun ini seiring dengan peningkatan belanja investasi perusahaan minyak di sana.
Hasil perdagangan beberapa hari ini ternyata telah mempersempit jarak harga atau spread antara minyak Brent dengan WTI menjadi sekitar $5 per barel dari sebelumnya yang sempat membuat jarak keduanya sekitar $7 per barel. Sempitnya spread tersebut akan memberi peluang bahwa produksi minyak AS bisa menurun di kemudian hari karena harga minyak Brent terlihat lebih murah di mana konsumen global sebetulnya lebih memilih Brent karena kualitasnya lebih bagus.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNN Money