Tekanan Harga Emas Masih Ada Terkait Pasca Rilisnya Data NFP

0
98

JAVAFX –Tekanan harga emas masih ada terkait pasca rilisnya data NFP pada perdagangan hari ini di mana potensi munculnya aksi jual lanjutan memang diperjelas dengan melihat pergerakan mata uang AS yang masih bisa menguat.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback berhasil memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini masih membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $3,00 atau 0,25% di level $1201,30 per troy ounce. Untuk perdagangan mingguan, harga emas mengalami penurunan 0,5%.

Seperti kita ketahui bahwa pada perdagangan sebelumnya, harga emas kurang berhasil membaik kembali untuk menciptakan dorongan belinya, namun masih bisa bertahan di atas level psikologis $1200 per troy ounce. Secara umum, harga emas masih bisa naik dimana ruang beli sudah mulai muncul kembali seiring dengan kritikan Trump terhadap cara kerja the Fed dan ditambah lagi dengan pernyataan Powell di Jackson Hole pekan sebelumnya. Dan kali semalam pelemahan emas dipicu oleh penguatan greenback akibat data nonfarm payroll yang naik tajam sehingga pasar menyikapi bahwa kenaikan suku bunga the Fed akan makin mudah dilakukan dalam waktu dekat.

Sikap ini membuat pasar sedikit yakin terhadap kinerja ekonomi AS selanjutnya. Jika terus membaik maka mata uang AS akan terus menguat. Sebetulnya penguatan harga emas juga tidak bisa berlangsung lama dan besar karena pengaruh akan naiknya suku bunga the Fed serta perang dagang membuat kondisi tersebut terbatas. Pemberi ruang penurunan harga emas juga masih bisa muncul lagi karena keinginan kenaikan suku bunga the Fed sulit untuk dibendung jika data ekonomi AS membaik.

Seperti beberapa hari lalu data manufaktur dan tenaga kerja AS ternyata dilaporkan mengalami kenaikan begitu juga data pertumbuhan ekonominya, semakin mendukung keinginan akan naiknya suku bunga the Fed bulan ini. Muncul isyarat kuat terhadap jalan penurunan emas lebih besar yaitu sinyal bahwa The Fed menekankan bahwa kinerja ekonomi AS terasa lebih kuat daripada sebelumnya dan diperkirakan ruang kenaikan suku bunga bisa dilakukan pada rapat selanjutnya.

Sinyal pertumbuhan ekonomi China yang akan turun memang sudah menyulitkan Australia dan negara-negara berkembang lainnya, namun desakan harga yang mulai terasa naik serta keinginan Trump agar ada pihak diluar AS yang berani menggerakkan pelemahan dolar AS, maka kondisi ini akan menjadi kejutan di perdagangan hari ini. Apalagi diharapkan pergerakan mata uang negara berkembang diharapkan ada perlawanan lebih besar lagi hari ini pasca rilis data nonfarm. Meski berat, namun usaha tersebut sedang dilakukan Trump demi mencegah penguatan dolar AS lebih besar lagi.

Masalah tarif kemungkinan besar masih menjadi penghalang emas untuk membaik lebih besar karena masalah tarif bisa menjadi penyebab inflasi. Inflasi tinggi itu berarti suku bunga the Fed gampang naik. Harapannya bahwa pasca rilis data nonfarm payroll awal pekan ini bisa ada koreksi bagi dolar AS, sehingga ada harapan bagi emas untuk menguat kembali.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi