JAVAFX – George Milling-Stanley, kepala strategi emas di State Street Global Advisors mengatakan bahwa reli harga emas saat ini memang tidak mengejutkan, sebaliknya kejutan muncul karena dalam pergerakan emas baru-baru ini adalah tidak adanya pengambilan keuntungan yang signifikan oleh kepentingan spekulatif setelah harga emas melaju melalui level $ 1.350.
Pada hari Jumat, harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus sebagai kontrak paling aktif, diselesaikan pada $ 1,400.10 per troy ons di bursa Comex, setelah menyentuh tertinggi harian $ 1,415,40. Harga selesai di level tertinggi sejak September 2013.
Stanley menegaskan bahwa dengan pergerakan emas yang telah terjadi selama berbulan-bulan. Ditambahkan olehnya bahwa dia tidak ingin mengurangi asrti pentingnya perubahan nyata dalam kebijakan Fed menuju sikap yang lebih dovish daripada awal tahun ini, tetapi demikian langkah emas saat ini telah terjadi berbulan-bulan dalam prosesnya. Oleh sebab itu, wajar jika emas bisa mengembangkan momentum ini maka akan dapat naik “jauh lebih tinggi dari $ 1.400 selama enam hingga 18 bulan ke depan,” jelasnya.
Disisi lain, pasar negara berkembang telah menjadi kunci kenaikan harga emas saat ini. Hal ini karena ketahanan permintaan perhiasan serta terus menguatnya permintaan investasi emas “murni”, dan peningkatan signifikan pembelian logam oleh bank sentral baru-baru ini. Harga emas mengalami kenaikan juga didukung oleh tumbuhnya kecemasan atas prospek pasar ekuitas setelah sembilan tahun pertumbuhan, ditambah dengan meningkatnya kekhawatiran akan resesi, dengan pasar obligasi menawarkan sinyal yang membingungkan,” ujar Stanley.
Emas juga mendapatkan dukungan kenaikan harga dari perspektif teknis. Secara teknis, emas telah menembus level resistensi multi-tahun yang sangat penting, dan posisi di kedua pasar berjangka dan opsi telah menjadi semakin bullish dalam beberapa pekan terakhir. Oleh sebab itu, kedepannya pergerakan harga masih akan menunggu dan melihat bagaimana langkah investor, baik strategis maupun taktis, berperilaku selama beberapa minggu ke depan untuk menentukan kekuatan reli.
Tren utama yang harus diperhatikan termasuk perkembangan dalam pembicaraan perdagangan antara AS, Cina dan negara-negara lain, ketegangan dengan Iran, politik Eropa — termasuk Brexit — dan panduan ke depan oleh Fed dan bank sentral lain dalam hal bagaimana kebijakan moneter dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada. (WK)