Dalam penampilan pertamanya sebagai kepala negara pada Sidang Umum PBB ke-76, Presiden Joe Biden akan mengedepankan pandangannya akan konsep multilateralisme dan berfokus pada diplomasi.
“Ini adalah pekan yang penting bagi Presiden Biden dan kepemimpinannya di panggung dunia, serta mendorong beberapa prioritas penting untuk keamanan nasional Amerika, perdamaian dan kemakmuran dunia yang lebih luas,” kata seorang pejabat senior pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada wartawan pada Senin (20/9).
Sikap yang diusung Biden sangat kontras dengan doktrin “Utamakan Amerika” dari pendahulunya, Donald Trump.
Acara tahunan itu merupakan kesempatan bagi PBB yang beranggotakan 193 negara untuk membahas tantangan kepentingan kawasan dan dunia.
Biden menuju ke New York pada Senin malam untuk menghadiri pertemuan langsung dengan sekitar 100 kepala negara di markas besar PBB.
Di luar pertemuan itu, ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Kemudian pada Selasa (21/9) petang, Biden akan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, di Washington.
Pekan lalu ketiga negara mengumumkan pakta keamanan yang akan menyediakan teknologi kapal selam nuklir Amerika dan kecanggihan angkatan laut Inggris untuk Australia, guna membantu negara itu melawan ancaman di kawasan Indo-Pasifik.
Para pengamat melihat langkah itu secara luas sebagai upaya untuk melawan pengaruh China yang berkembang di wilayah tersebut.
Biden juga akan berbicara di PBB, tentang keputusannya yang kontroversial menarik pasukan AS dari Afghanistan, yang ia katakan bagian dari fokus pemerintahannya terhadap musuh sebenarnya yaitu China.
Pada hari Minggu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak AS dan China untuk mencegah perseteruan yang dapat berpotensi Perang Dingin.
Guterres meminta kedua negara untuk memperbaiki hubungan mereka yang “tidak sepenuhnya berfungsi”.