Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis menyatakan dukungannya terhadap demokrasi dan pemilihan umum di Indonesia yang akan dilaksanakan tahun depan.
“Sementara Indonesia adalah salah satu demokrasi terbesar di dunia, Swiss adalah salah satu negara demokrasi tertua—sehingga memajukan nilai-nilai demokrasi telah menjadi kepentingan kita bersama,” kata Cassis ketika menyampaikan pernyataan pers usai bertemu dengan Menlu RI Retno Marsudi di Jakarta pada Rabu.
Dia menyebut Bali Democracy Forum, yang diselenggarakan secara rutin oleh Indonesia, sebagai salah satu inisiatif penting yang bertujuan untuk memperkuat arsitektur demokrasi di kawasan Asia Pasifik.
Menurut dia, inisiatif yang diambil Indonesia sangat tepat di tengah situasi dunia yang semakin tergerus nilai-nilai demokrasinya.
“Banyaknya peperangan dan konflik sipil yang kita hadapi di dunia saat ini menunjukkan kepada kita bahwa demokrasi tidak diberikan oleh Tuhan, tetapi harus dibangun setiap hari, bersifat jangka panjang, dan tidak selalu mudah,” kata Cassis.
Karena itu, dia menegaskan pentingnya dukungan terhadap proses demokrasi, termasuk dalam pemilu Indonesia tahun 2024.
“Saya berharap Anda akan memiliki pemilu yang adil dan damai, karena jumlahnya sangat mengesankan.
Di Swiss, kami memiliki 6 juta pemilih sementara Indonesia memiliki lebih dari 200 juta pemilih.
Jadi itu akan menjadi tantangan besar dalam penyelenggaraannya,” tutur Cassis.
Sementara dalam tataran regional, dia memaparkan bahwa Swiss telah mengadopsi strategi untuk Asia Tenggara—yang menunjukkan keinginan Bern untuk meningkatkan kerja sama di kawasan yang dianggap penting secara ekonomi dan geopolitik.
“Ini juga menggarisbawahi ambisi kami untuk lebih memperdalam hubungan yang ada, khususnya dengan Indonesia,” tutur Cassis.
Dia berharap ke depannya kerja sama kedua negara bisa berkembang, terutama pada sektor-sektor yang berfokus pada penguatan daya saing dan keberlanjutan.