JAVAFX – Suplai minyak OPEC belum bisa terpenuhi, harga minyak berusaha membaik pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini dimana kondisi lalu terjadi ketika ekskalasi tarif AS dengan China terus meningkat.
Sebelumnya pemerintah AS telah mengumumkan tarif baru bagi China dengan tarif 10% bagi $200 milyar produk asal China karena dianggap telah melakukan rasa yang tidak adil dalam berdagangnya. Karena masalah tarif masih terus membuat permintaan dari beberapa negara konsumen minyak utama dunia seperti China dan India terus berkurang karena perang tarif telah menurunkan kinerja ekonomi mereka. Turunnya kinerja ekonomi biasanya berdampak bahwa harga minyak dalam tekanan.
Belum lagi ancaman sanksi Iran yang telah membuat India akan mengurangi setengah permintaan minyaknya ke Iran dengan jumlah hampir 2 juta bph. Kondisi ini makin membuat pasar prihatin, di saat Iran dilarang melakukan ekspor, OPEC juga masih membatasi pasokannya. Rusia sendiri masih belum ada niat meningkatkan naiknya produksi minyaknya sehingga pasokan mungkin masih bisa terjaga. Dan secara umum kondisi OPEC sendiri masih belum dapat mengembalikan kembali produksinya diatas 32 juta bph dalam waktu dekat karena berbagai macam sebab terutama masalah investasi.
Pembatasan naiknya harga juga terjadi setelah American Petroleum Institute menyatakan bahwa pekzn ini persediaan minyak AS akan mengalami kenaikan sekitar 1,2 juta barel. Kondisi ini tentu memberi arti bahwa pasokan minyak AS akan berlebih. Pasar sedang menantikan data EIA yang akan rilis nanti malam.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,07 atau 0,10% di level $69,82 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,01 atau 0,01% di harga $79,03 per barel.
Kondisi perang tarif ini diperberat mengingat Presiden Trump sudah menyiapkan tarif baru kepada China sehingga tensi perang dagang sungguh mengganggu pergerakan minyak. Perang dagang akan membawa konsekuensi akan turunnya pertumbuhan sebuah negara sehingga permintaan akan minyak juga dapat dipastikan mengalami penurunan. Inilah yang ditakutkan oleh pelaku pasar jika masalah perang dagang kembali memanas. Harapannya dalam waktu dekat Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin segera berunding dengan pihak China untuk menyelesaikan masalah perdagangan mereka sehingga tensi perang dagang bisa berkurang.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi