JAVAFX – Harga minyak berjangka berakhir lebih tinggi pada perdaganagn di hari Selasa (02/04), memperpanjang kenaikan menjadi tiga sesi. Tren kenaikan menemukan dorongan dari tanda-tanda pengetatan pasokan dan memudarnya kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global.
Keyakinan akan naiknya harga minyak ini terus menyebar setelah sejumlah bank investasi, banyak yang menaikkan prediksi harga minyak mentah untuk tahun 2019, menurut jajak pendapat Wall Street Journal. Diperkirakan harga minyak mentah tahun ini berkisar pada $ 60 per barel untul minyak mentah WTI dan $ 68 per barel untuk mintak Brent.
Menariknya, proyeksi harga ini mengalami kenaikan dari hasil jajak yang dilakukan pada bulan Februari. Sebelumnya, minyak mentah WTI masih diperkirakan akan mendekati harga di $ 60 per barel, sementara minyak mentah Brent diperkirakan hanya di harga $ 67.
Bank-bank memperkirakan harga akan terus naik hingga kuartal kedua, periode April-Juni, sebelum jatuh kembali menjelang akhir 2019.
Pada akhir perdagangan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Mei di New York Mercantile Exchange (NYMEX) naik 99 sen, atau 1,6%, ditutup pada $ 62,58 per barel. Ini merupakan harga penutupan tertinggi sejak 5 November. Ada beberapa perkembangan positif dari pergerakan harga dalam grafik. Minyak WTI telah menarik jauh dari resistensi sebelumnya di $ 60,40, yang menempatkan $ 62,80 dalam waktu seminggu atau lebih.
Pasar memang memiliki kecenderungan untuk dengan cepat mengkonsolidasikan diri setelah melakukan breakout dari pada posisi yang lebih tinggi. Dengan demikian, kenaikan ini mungkin akan terbatasi segera dan dapat mengakibatkan beberapa penghentian atau koreksi sebelum melakukan kenaikan lanjutan yang lebih tinggi. Koreksi ini hanya akan dilihat sebagai situasi sementara dari sebuah konsolidasi harga dan menjadi sebuah kesempatan untuk membeli.
Sementara dalam perdagangan minyak mentah Brent, yang dipergunakan sebagai patokan harga dunia, minyak untuk pengiriman bulan Juni naik 36 sen atau 0,5%, ke harga $ 69,37 per barel di Bursa ICE Europe, sebagai harga penutupan tertinggi sejak 12 November.
Kenaikan harga minyak dunia terjadi di tengah tanda-tanda berkurangnya pasokan global setelah upaya pengetatan produksi oleh sejumlah produsen minyak utama. Anggota OPEC dan produsen minyak utama lainnya, termasuk Rusia, telah berjanji untuk membatasi produksi minyak mentah sekitar 1,2 juta barel per hari dari level Oktober untuk paruh pertama tahun ini demi menaikkan harga minyak.
Pengekangan produksi yang berkelanjutan oleh Arab Saudi dam sekutunya memperkuat nada kenaikan harga minyak mentah lebih lanjut. Diyakini harga minyak akan menjangkau $ 70 per barel dalam waktu dekat ini.
Bloomberg pada hari Senin mengatakan surveynya menemukan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah turun untuk bulan keempat pada bulan April. Dimana Arab Saudi terus mengekang produksinya dan produksi Venezuela sendiri juga menderita karena krisis ekonomi dan politik yang semakin dalam. Produksi OPEC turun 295.000 barel per hari menjadi 30,385 juta, demikain hasil survei tersebut mengungkapkan. (WK)