JAVAFX – Guy Debelle Deputi Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) pada hari Rabu (11/3) mengatakan bahwa sebagai dampak penuh dari penyebaran wabah virus corona yang kian meluas secara global pada ekonomi Australia masih belum pasti, akan tetapi efek gabungan dari kebijakan fiscal dan moneter akan mendukung aktivitas sementara.
Deputi Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Guy Debelle mengatakan bank akan mempertimbangkan kebijakan tidak konvensional jika suku bunga dipotong oleh seperempat poin lebih lanjut ke tingkat efektif 0,25%.
RBA telah memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin sejak bulan Juni lalu ke rekor terendah 0,5%. Pasar keuangan menetapkan pemotongan lain hingga 0,25% segera setelah bulan depan.
Debelle menjelaskan, di bawah pelonggaran kuantitatif, bank akan bertujuan untuk mempertahankan hasil obligasi rendah dengan membeli utang pemerintah sesuai kebutuhan, daripada menetapkan target bulanan untuk jumlah yang dibeli.
Beberapa analis telah bertanya-tanya apakah RBA akan memilih bentuk “kontrol kurva hasil” seperti yang digunakan oleh Bank Jepang atau menetapkan target untuk berapa banyak obligasi yang akan dibeli seperti yang dimiliki beberapa bank sentral lainnya.
Debelle mencatat ekonomi Australia telah membaik sampai virus corona menggedor pada sektor pariwisata dan pendidikan. Bank sentral memperkirakan dampak pada kedua sektor itu saja akan mengurangi pertumbuhan ekonomi kuartal Maret setengah poin persentase.
Analis khawatir ekonomi akan menyusut pada kuartal ini, dimana akan meningkatkan risiko negara akan menderita resesi pertama sejak 1991.
Namun, Debelle berharap suku bunga yang lebih rendah dan paket langkah-langkah stimulus pemerintah yang akan diumumkan pada hari Kamis akan membantu meredam pukulan itu.
Dalam pidatonya Debelle menyatakan bahwa “Efek gabungan dari kebijakan fiskal dan moneter akan membantu kita menavigasi periode yang sulit bagi perekonomian Australia. Mereka juga akan membantu memastikan ekonomi Australia berada di posisi yang tepat untuk bangkit kembali dengan cepat begitu virus terkandung.”
Virus ini telah menginfeksi lebih dari 116.000 orang di seluruh dunia dengan lebih dari 4.000 kematian sejak muncul di Cina akhir tahun lalu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia. Ini telah menyebar ke lebih dari 100 negara, mengenai perjalanan dan pariwisata, mengganggu rantai pasokan dan menyebabkan pembantaian di pasar keuangan global.
“Kesimpulannya adalah bahwa ekonomi global akan lebih lemah secara material pada kuartal pertama 2020 dan dalam periode mendatang. RBA juga mengumpulkan informasi tentang gangguan rantai pasokan melalui program penghubung bisnis mereka dan baru dimulai pada awal Maret jadi gambarnya bisa berubah dari sini,” pungkas Debelle.