JAVAFX – Sisi positif harga emas sepertinya mulai muncul kembali pada perdagangan hari ini dengan harapan ada pengaruh data-data ekonomi AS nanti malam muncul lagi dan membawa angin segar terhadap penguatan emas lebih lanjut dengan keluarnya Rex Tillerson dari kabinet Trump.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback mengalami tekanannya dari emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak April di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $6,30 atau 0,68% di level $1327,10 per troy ounce.
Sebelumnya nilai dolar AS mulai memburuk sejak akhir pekan lalu karena data pertumbuhan upah kurang begitu menyemangati kenaikan suku bunga the Fed 4 kali di tahun ini, sehingga semenjak itu pelemahan dolar terjadi. Apalagi ada pernyataan dari Presiden Trump yang menguji pasar dengan usulan kebijakan fiskal yang baru berupa kenaikan tarif impor baja dan alumunium masing-masing 25% dan 10%.
Reaksi pasar tambah negatif setelah data inflasi konsumen kali ini tidak mengejutkan pasar dimana angka inflasi inti tahunan tidak berubah 1,8% dan masih dibawah target the Fed yang 2%. Artinya sisi kenaikan suku bunga the Fed masih akan bertahap, di mana ekspektasi pasar ingin lebih dari 3 kali di tahun ini.
Presiden Trump kembali berbuat ulah dengan memberhentikan Menteri Dalam Negeri Rex Tillerson karena berselisih pendapat dan digantikan oleh Mike Pompeo bekas ketua badan intelijen CIA. Pompeo sendiri merupakan sosok yang kontroversial di mana dapat dipercaya pasar situasi perdamaian AS dengan seterunya macam Iran dan Korea Utara bisa memanas lagi, padahal embargo Iran dan Korea Utara sedang dalam tahap pendinginan.
Bila ada intrik-intrik kembali antara AS dengan musuh-musuh tersebut, maka yang diuntungkan adalah pola aksi safe haven seperti ke emas.
Masalah keluarnya Tillerson ini akan membawa efek ke bursa saham Asia dan Eropa pagi hingga sore ini, sehingga kelihatannya dolar AS sendiri masih belum aman dari tekanan emas dan mata uang G7 lainnya.
Penahan gempuran naiknya emas kemungkinan besar baru muncul ketika data penjualan eceran AS akan rilis nanti. Data yang merupakan perwujudan dari 2/3 seluruh aktivitas ekonomi nasional kemungkinan besar hasilnya akan positif, dan bila memang terjadinya seperti itu, maka emas dan mata uang utama dunia lainnya akan dalam masa-masa aksi ambil untungnya.
Hal ini karena data tersebut juga merupakan pendorong utama dari laju pertumbuhan ekonomi atau PDB AS. Bila naik PDB-nya, tentunya kenaikan suku bunga akan lebih mudah tercapai. Namun sebelumnya data persediaan bisnis juga akan kita pantau karena bila data ini naik angkanya, maka PDB AS akan naik dengan semu alias dapat diartikan bahwa sisi persediaan akan membawa dampak pengurangan dari seluruh aktivitas ekonomi yang ada.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Reuters