JAVAFX – Berita komoditas di hari Rabu(15/11/2017), sisi jual harga minyak masih belum selesai pada perdagangan sore hari ini, ketika pasar menantikan laporan data persediaan minyak mentah pemerintah AS yang diperkirakan akan mengalami kenaikannya kembali.
Namun sebelumnya Sekjen OPEC Mohammad Barkindo di Abu Dhabi kemarin malam menyatakan bahwa meskipun pasokan minyak AS makin membesar, namun produksi minyak OPEC yang makin mengecil serta permintaan minyak dunia yang meningkat khususnya dari Asia dan Eropa, niscaya dirinya percaya bahwa pasokan minyak dunia akan segera menempati porsi yang seimbang antara permintaan dengan penawarannya.
OPEC juga menaikkan perkiraan permintaan minyaknya bahwa dunia membutuhkan pasokan minyak OPEC sebesar 33,42 juta bph di tahun depan, dimana ini merupakan kenaikan permintaan minyak mentah OPEC sebesar 260 ribu bph sebelumnya dan menandai kenaikan bulanan ke empat secara berturut-turut sejak prospek bulan Juli lalu.
Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,48 atau 0,86% di level $55,22 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,47 atau 0,76% di harga $61,74 per barel.
API melaporkan bahwa persedian minyak AS mengalami kenaikan sebesar 6,5 juta barel menjadi 461,8 juta barel di pekan lalu. Sedangkan IEA menyatakan bahwa permintaan minyak dunia menurutnya tidak akan sebaik laporan dari OPEC beberapa hari lalu. Nanti malam ada data persediaan minyak mentah pemerintah AS menurut EIA yang kadangkala berseberangan dengan data API.
Kondisi ini menurut IEA disebabkan bahwa musim hangat di awal tahun depan akan lebih panjang dari biasanya sehingga IEA berani memproyeksikan bahwa permintaan minyak di semester pertama 2018 tidak akan seindah dibandingkan paruh pertama di tahun ini. Menurut IEA bahwa permintaan minyak dunia akan mengalami penurunan rata-rata 100 ribu bph hingga 200 ribu bph dari proyeksi bulan Juni lalu, dimana tahun ini akan turun sekitar 1,5 juta bph sedang di tahun depan akan turun sekitar 1,3 juta bph menjadi 98,9 juta bph.
IEA juga menyatakan bahwa setidaknya sebelum tahun 2025 nanti, produksi minyak AS akan menyamai produksi minyak Arab Saudi dan di tahun itu juga bahwa AS akan menjadi pemimpin produksi terbanyak bagi gas dan minyak mentah dunia. Inilah yang membuat investor cemas bahwa pasokan minyak dunia akan banjir dan investor jangka pendek langsung membuat langkah aksi ambil untungnya setelah harga minyak bertahan hampir 2 minggu di area tertingginya sejak pertengahan 2015.
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: Daily News