Federal Reserve (The Fed) kembali mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada hari Rabu atau kamis dini hari waktu Indonesia, dengan ketua bank sentral AS Jerome Powell mengatakan pengetatan kebijakan moneter yang bersejarah kemungkinan besar akan berakhir karena inflasi turun lebih cepat dari yang diperkirakan dengan pemotongan biaya pinjaman akan “mulai terlihat.”
“Orang-orang tidak menuliskan kenaikan suku bunga” dalam proyeksi ekonomi terbaru mereka, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dalam sebuah konferensi pers pasca pertemuan kebijakan terakhir bank sentral tahun ini.
“Itu karena kami merasa sudah cukup,” katanya, seraya menambahkan bahwa kenaikan suku bunga “bukan lagi menjadi langkah utama.”
Pernyataan Powell tersebut seakan menyatakan bahwa; “The Fed sudah selesai!”. Bahkan jika data ekonomi terus meningkat seperti saat ini bersamaan dengan inflasi yang terus melambat, maka “The Fed tidak akan ragu untuk memangkas suku bunga lebih cepat”, Powell menambahkan. Pergeseran pandangan pejabat Fed sangat mencolok, dengan 17 dari 19 pembuat kebijakan The Fed mengharapkan suku bunga yang lebih rendah pada akhir 2024, dan tidak ada yang membahas kenaikan suku bunga.
Indikator persepsi para pembuat kebijakan tentang risiko yang dihadapi ekonomi juga mendekati keseimbangan, sebuah poin yang disinggung Powell ketika dia mengatakan bank sentral sekarang berada pada titik di mana “kedua mandat itu penting,” dengan para pejabat yang peka terhadap risiko “berlebihan” dan mendorong ekonomi ke dalam perlambatan yang lebih cepat dari yang diperlukan.
Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab The Fed untuk menjaga kestabilan harga dan lapangan kerja maksimum, dua tujuan ekonomi yang terkadang bertentangan. Setelah inflasi melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir di tahun lalu, Powell mengatakan bahwa para pejabat berpikir bahwa mereka saat lebih memusatkan perhatian pada “Soft Landing” atau penurunan inflasi tanpa merusak perekonomian yang sulit dipahami, dengan inflasi kembali ke target 2% The Fed dalam ekonomi yang melambat tetapi tidak jatuh, dan di mana pengangguran tetap rendah.
Saham AS melonjak setelah rilis pernyataan terbaru The Fed dan proyeksi ekonomi kuartalan yang diperbarui oleh para pembuat kebijakan, terus naik selama konferensi pers Powell dan ditutup dengan kenaikan tajam, dengan indeks S&P 500 naik sekitar 1,4% dan Dow Jones Industrial Average mencapai rekor penutupan tertinggi.
Sementara itu, dolar AS justru mencatat penurunan, sempat menyentuh level tertinggi minggu ini yang dicapai di awal pekan dan menutup perdagangan kamis di level 142.87. Greenback saat ini diperdagangkan di sekitar level 141.55. Sementara itu, pasar obligasi yang sempat cukup lama memengaruhi pergerakan dolar AS juga mengalami nasib yang sama, dengan imbal hasil obligasi AS AS turun dari puncak pekan ini di 4.27%, saat ini berada di 3.94%.