Simple Moving Average Vs Exponential Moving Average

0
619

Ketika mempertimbangkan instrumen analisa teknikal mana yang akan digunakan dalam menganalisa grafik, trader akan sering menggunakan Simple Moving Averages, atau SMA, dan Exponential Moving Averages, atau EMA. Kedua instrumen ini dapat membantu praktisi pasar memahami harga dan menginformasikan keputusan masuk dan keluar. Namun, bagaimana kedua indikator ini saling bertentangan? Dalam bagian ini, kami akan membeberkan rahasia penting antara SMA dan EMA.

Simple Moving Average Vs Exponential: Gambaran Umum

Simple Moving Average (SMA) adalah perhitungan harga rata-rata suatu aset atau pasangan mata uang sesuai dengan jumlah periode dalam suatu kisaran. Ini memengaruhi setiap candlestick dan harga penutupan yang sesuai secara merata, dengan tidak ada harga penutupan satu candle yang lebih penting daripada candle lainnya dalam persamaan.

Meski mirip, namun Exponential Moving Average (EMA) memberikan bobot lebih pada candle terbaru, sehingga jenis moving average ini akan bereaksi lebih cepat terhadap aktivitas perdagangan terbaru. Meskipun pada awalnya ini mungkin tampak sebagai cara terbaik untuk dilakukan, penting untuk diingat bahwa setiap kali sebuah indikator ‘bergerak cepat, itu akan lebih cenderung memberikan sinyal entri yang lebih acak (salah). Sebagian besar trader dan entitas perdagangan seperti bank dan pengelola keuangan akan menerapkan penggunaan SMA.

Untuk melihat bagaimana perbedaan ini muncul pada grafik, lihat grafik harian EUR/USD yang di bawah ini.

Simple Moving Average Vs Exponential: Mana Yang Lebih Baik?

Ketika menyebut Simple Moving Average dan Exponential serta pertanyaan mana yang lebih baik, Anda dapat melihat bahwa pada grafik di atas tampaknya ada sedikit perbedaan antara keduanya. Biasanya, EMA akan berubah lebih cepat daripada SMA karena lebih menekankan aktivitas yang lebih baru daripada aktivitas yang lebih lama. Tetapi dalam hal ini sebenarnya tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok.

Namun, secara umum, semakin singkat kerangka waktu dan/atau semakin dramatis aksi harga, semakin besar perbedaan yang akan Anda lihat di antara kedua MA tersebut. Oleh karena itu, trader jangka pendek mungkin menganggap EMA lebih efektif dalam menerapkan strategi perdagangan mereka karena lebih sensitif terhadap pergerakan harga baru-baru ini.

Trader baru akan bermain dengan kedua indikator ini untuk mengetahui mana yang mereka anggap lebih baik, dan hanya akan menggunakan satu indikator saja dalam pendekatan perdagangan mereka. Tetapi realitanya adalah penggunaan satu moving average saja mustahil akan memberi Anda keuntungan jika yang lain tidak memberikan keuntungan.

Jika Anda menemukan bahwa peralihan dari SMA ke EMA mengubah strategi yang merugi menjadi strategi yang menguntungkan, mungkin strategi Anda yang perlu diubah bukan moving averages-nya. Kedua Moving Average itu tidak memiliki perbedaan signifikan untuk memiliki banyak dampak pada hasil strategi tertentu. SMA 200-hari dikenal dalam mengidentifikasi tren. Jika pasar berada di atas SMA 200 hari, tren dianggap naik dan jika pasar di bawah SMA, tren dianggap turun.

Trader jangka pendek telah membuat EMA 10 hari populer berdasarkan penggunaannya oleh beberapa trader terkenal. Tetapi satu-satunya penilaian untuk jenis moving average mana yang digunakan adalah saldo akun Anda dari bulan ke bulan. Jika itu membantu perdagangan Anda, maka pertahankan – dan jika itu tidak membantu perdagangan Anda, maka ganti pola trading Anda.